JAKARTA - Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto ternyata menyimpan kisah hidup sulit. Dia pernah hidup menggelandang, jauh sebelum sukses sebagai Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).
Hal ini disampaikannya saat berbincang bersama Gofar Hilman. Dahulu, Seto muda nekat kabur ke ibukota lantaran sakit hati dibandingkan dengan keberhasilan saudara kembarnya, Kresno Mulyadi.
"Waktu lulus SMA gagal masuk kedokteran. Saya kembar kan dengan Kresno, dia diterima saya enggak. Malu sekali," kata Seto, dikutip dari YouTube Gofar Hilman, Sabtu (13/2/2021).
Baca Juga:
Cara Kak Seto Dukung Perkembangan Lagu Anak
Sebelum Laporkan Kasus Bullying, Ruben Onsu Temui Seto Mulyadi
"Biasanya kembar suka dibanding-bandingkan. 'Wah dia sukses kamu enggak'. Saya terpukul sekali. Nah, gara-gara itu, saya akhirnya minggat ke Jakarta," sambungnya.
Menginjakkan kaki di ibukota ternyata tak semudah yang dibayangkan Seto. Karena tak punya kerabat sama sekali, dia terpaksa kerja serabutan dan menumpang tidur di mana pun.
"Saya 7 bulan jadi gelandangan. Saya tidur di emperan pasar, di sampah, dimana-mana pokoknya. Kerja jadi pemulung, kuli pasar, kadang mengamen," ujar ayah Dhea Seto itu.
Kemudian, Seto diterima menjadi office boy di salah satu perusahaan. Demi mendapat tempat tinggal layak, dia menawarkan diri sebagai pembantu rumah tangga kepada para pegawai.