Kesuksesan konser Westlife juga diakui oleh Anas Syahrul Alimi, CEO Rajawali Indonesia, sebagai promotor. Menurutnya, Semarang khususnya membutuhkan tempat konser yang bisa digunakan secara berkelanjutan dan tentunya menampung penonton dengan jumlah yang besar.
“Kuil Sam Poo Kong misalnya, (selain dibuat tempat konser) ini bisa sekaligus dijadikan sarana promosi juga branding demi kemajuan pariwisata kota Semarang itu sendiri,” tutur Anas.
Baca Juga:
Pamer Pakaian Dalam, Clara Duo Semangka: Ukurannya Gede Banget
Perkenalkan Papa Baru, Vanessa Angel Tak Lagi Anggap Dody Soedrajat Ayah?
Kesuksesan konser yang digelar di Jawa Tengah dan turut menarik perhatian masyarakat untuk berwisata ke sana. Hal ini tentunya semakin menambah pendapatan di daerah tersebut, namun ternyata biaya pajak di Semarang masih terbilang tinggi di antara daerah lainnya seperti Jakarta, Bandung, Makassar, Yogyakarta ataupun Surabaya yang hanya memberlakukan pajak 10 persen.
“Di Semarang besaran Pajak Porporasi Tiket masih 20 persen. Seharusnya ada kebijakan pajak porporasi yang disesuaikan, agar tegak lurus dengan semangat Nawacita Presiden Jokowi. Yaitu mendukung keberlangsungan dan ekosistem ekonomi kreatif, sebagaimana yang selama ini telah dan terus kami lakukan.
Anas menyarankan jika salah satunya adalah dengan cara memberikan kebijakan peraturan daerah pajak porporasi yang lebih rendah. “Karena kalau terlalu tinggi, kasihan penonton konser musiknya yang dibebankan pajaknya,” kata Anas.