JAKARTA - Dua budaya: Jawa dan Batak, dipertemukan lagi dalam pentas Indonesia Kita ke-32 lakon Celeng Oleng, Jumat-Sabtu (5-6/7/2019) di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Keduanya mewakili ragamnya budaya, bahasa, adat dan berbagai kelompok manusia di Indonesia.
Maka, kali ini Butet Kartaredjasa, sang produser acara ini menggandeng pendiri Teater Kopeng Paulus Simangunsong. Pria kelahiran Pakkat, 29 November 1978 ini telah menyutradarai setidaknya 30 lakon. Ia bahkan telah menulis sekurangnya 39 naskah panggung.
Baca juga: Celeng Dheglenk Sri Krishna Encik di Pentas Indonesia Kita ke-32
Tentang Indonesia Kita, Paulus menganggap ini sebagai ibadah kebudayaan yang memaknai Indonesia dengan gembira. Khusus untuk lakon ini, Paulus bilang, "Selain unik, lakon kali ini mengingatkan kita bahwa kebuasan dan keperkasaan ada batasnya." ujarnya.
Selain Paulus, pentas kali ini juga menghadirkan para komedian serta pemain watak profesional berdarah Batak. Sebut saja Meri Sinaga, Flora Simangunsong, Febriati Nadira, Christina Panjaitan, komika lulusan Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV 2012 Boris Bokir Manullang, dan kelompok komedi Obama (Orang Batak Marlawak).
Baca juga: Pentas Celeng Oleng Ajak Kita Hindari Watak Celeng
Pentas Celeng Oleng berkisah tentang suatu kawasan yang terdiri dari dua kampung. Menariknya, kedua kampung ini memiliki latar tradisi, sejarah dan karakter yang berbeda. Satu kampung dihuni orang Batak dan kampung lainnya dihuni masyarakat Jawa.
Sayang, warga kedua kampung ini saling bermusuhan dan ketakutan dengan adanya Celeng Oleng. Konon kabarnya, Celeng Oleng mampu mengisap darah dan nyawa manusia. Bisa mencuri uang tanpa tertangkap dan mampu menghilangkan berbagai jenis barang.