Dari Amerika Selatan, Coldplay menghasilkan £6,2 juta (Rp119,66 miliar) dan Amerika Utara mendulang £2,1 juta (Rp40,53 miliar) dari penjualan merchandise. Dengan penghasilan itu, maka Coldplay, menurut Dave Holmes sang manajer, akan istirahat dari jadwal tur hingga awal tahun 2021. “Coldplay dan tim perlu beristirahat sejenak dan akan comeback dengan sesuatu yang spesial,” ujar Holmes.
Pernyataan itu, sempat memicu rumor bubarnya band yang terbentuk sejak tahun 1996 tersebut. Ini memang bukan rumor baru, mengingat Chris Martin bahkan pernah mengindikasikannya pada 2014.
Baca juga: Kata Produser soal Pengaruh Kesuksesan BTS dan Wanna One
Kala itu, saat diwawancara Zane Lowe dalam program radio Beats One, Chris Martin mengatakan, album ketujuh Coldplay, ‘A Head Full of Dreams’ akan menjadi karya terakhir mereka. “Kami sedang dalam proses rekaman album ketujuh. Dan kami melihat, album ini seperti buku terakhir Harry Potter,” ujar pelantun Yellow tersebut 4 tahun silam.
Meski begitu, toh faktanya Chris Martin cs masih bernaung dalam Coldplay hingga saat ini. Bahkan, pekan lalu, Bustle melaporkan, besar kemungkinan Chris Martin cs akan menggarap album kedelapan mereka pada tahun depan.
(SIS)