"Jadi kita ingin mengedukasi juga sebuah cinta remaja harus yang seharfiah kalau kita sayang harus pelukan tapi rasanya tetep sama," sambungnya.
Sementara itu, Haqi Ahmad menyatakan bahwa dirinya baru pertama kali menulis sebuah skenario yang yak memiliki adegan berapi-api serta kontak fisik.
Bahkan saat ikut menonton bersama.para pewarta, penulis beberapa film sukses di Indonesia ini menyatakan bahwa Meet Me After Sunset tidak hanya bisa ditonton oleh remaja, tetapi juga orangtua.
"Kalau dari saya ini cerita yang enggak teriak gitu, kalau yang lain biasanya ada kontak fisik, ada adegan yang berapi-api, sementara di film ini, mungkin pengaruh daerah juga di Ciwidey, dan tadi ikut nonton, saya berasa juga kalo film ini enggak mengejar pangsa pasar remaja tapi juga lebih luas," tutur Haqi Ahmad selaku penulis skenario film Meet Me After Sunset.
Lebih lanjut Haqi menyatakan bahwa tantangan dalam menulis skenario bisa dikatakan cukup banyak, lantaran memiliki beberapa aspek penting dalam ceritanya.