JAKARTA - Penulis dan sutradara Nano (N.) Riantiarno tertarik untuk mengikuti minat muda ketika memutuskan tanpa musik untuk karya terbarunya yang berjudul Warisan. Keputusannya untuk membuat lakon sunyi itu rupanya didasari oleh sikap cucunya, yang bernama Kiva ketika menonton karya-karya sebelumnya.
Alasan yang digunakan N. Riantiarno ketika ditemui awak media di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2017) pun sederhana. "Ya, benar karena Kiva. Kenapa? Kalau ada musik, dia gak mau lihat. Dia cuma ngintip aja. Tapi kali ini dia nonton di samping saya," ungkap N. Riantiarno.
(Baca Juga: Kesenjangan Sosial Orang Jompo dalam Karya Teater Berjudul Warisan)
(Baca Juga: Peter Pan Hadir di Indonesia dalam Bentuk Teater)
Selain itu, karya yang akan dilakoni Teater Koma tersebut juga tak akan ditemani dengan koreografi tarian apapun. Maka, dapat dipastikan lakon yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation itu akan benar-benar sunyi.
Menurut N. Riantiarno, hasil yang diperoleh tetap memuaskan, bahkan membuatnya belajar hal baru. Karya yang digarapnya selama sebulan itu tetap dinilainya luar biasa.
Namun, ia sendiri tak paham maksud anak berusia tiga tahun tersebut. Menurut hematnya, Kiva belum bisa berkomunikasi, sehingga belum bisa ditanyakan mengapa Kiva lebih tertarik dengan lakon tanpa musik dibandingkan lakon bermusik yang selalu dimainkan Teater Koma di masa-masa lalu.
"Dia itu dia melihat itu bingung saya. Gak tau kenapa. Dia belum bisa ngomong sih, kalau ditanya ngomongnya kacau gitu. Kalau bisa ngomong mungkin akan saya tanya," ucap N. Riantiarno.
(Baca Juga: Epy Kusnandar Tampilkan Drama Musikal Bertema Pahlawan)
(Baca Juga: Lukman Sardi Keluhkan Industri Teater Indonesia)
Karya tanpa musik itu dipandang sangat terbatas. Pementasan Warisan juga berkaitan dengan hari jadi Teater Koma yang ke-40. N. Riantiarno mengungkap ia tak lagi berencana membuat karya tanpa musik setelah Warisan, dan karya berikut yang akan ditampilkan pada November 2017 akan kembali diiringi musik.
"Produksi berikutnya tetap ada musik," papar N. Riantiarno.
Hasil garapan N. Riantiarno itu dapat disaksikan di Gedung Kesenian Jakarta, Sawah Besar, Jakarta Pusat, mulai 10 Agustu 2017 hingga 20 Agustus 2017. Menurut penilaiannya, pemirsa yang rajin menyaksikan teater dapat melihat lakon terbarunya itu sebagai sebuah penyegaran tersendiri.
"Kita lihat aja nanti. Artinya orang akan melihat ini sebagai penyegaran yang lain. Tapi saya mengerjakannya dengan serius," tutup N. Riantiarno.
(edi)