JAKARTA - Ada banyak cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah, mulai dari demonstrasi, diskusi, hingga kritik lewat lagu.
Hal senada juga ditunjukkan oleh para musisi reggae yang juga menyampaikan aspirasi dan kritik lewat karya.
Adalah sejumlah musisi reggae yang tergabung dalam Seniman Bulungan mengeluarkan album anyar "Akulah Sejarah". Album ini berisi sembilan lagu bernuansa kritik.
"Pembangunan mental dan budaya terabaikan. Itu sebabnya seniman dan musisi perlu menyampaikan sikap, nasionalisme mulai pudar," kata Tony Q saat konferensi pers di Gelanggang Remaja Bulungan, Blok M, Jakarta.
Sebagai seniman, tentu sebuah karya menjadi pilihan untuk menyampaikan aspirasi tanpa harus benar-benar turun ke jalan.
"Kami lebih memilih membuat album Akulah Sejarah berisikan sembilan lagu bertemakan nasionalisme, seperti Peringatan Sumpah Pemuda, Akulah Sejarah, dan Dirgahayu Indonesia," lanjutnya.
Selain Tony Q Rastafara yang merupakan dedengkot reggae Indonesia, terdapat sembilan musisi lainnya, yakni Ipang Lazuardi, Steven Jam, Riffy Putri, Njet Barmansyah, Yoyik Lembayik, Anies Saichu, Atoklobot, Teguh O Wijaya dan Amien Kamil yang turut andil dalam album bertajuk Akulah Sejarah sebagai sarana pengkritik pemerintah.
(edi)