Lee Byung-hun sebagai T-1000, seperti mubazir. Terminator yang terbuat dari logam cair ini tak segarang Robert Patrick sebagai T-1000 di Terminator 2: Judgment Day (1991). Aksi kejar-kejar yang singkat dan mudah ditaklukan dengan senyawa kimia membuat porsi Lee Byung-hun sangat minim.
Terminator Genisys garapan rumah produksi Skydance Productions dan Paramount Pictures memang banyak memberikan kejutan. Sang Produser David Ellison dan Dana Goldberg cukup berani menampilkan franchise yang berbeda.
Sebagai sutradara, Alan Taylor tak kalah dari sutradara film sebelumnya. Dia bisa menyajikan visualisasi dari keinginan sang produser dan menampilkan robot yang lebih nyata. Alan berhasil memanjakan mata penonton dengan adegan tarung yang lebih sengit serta visual efek yang rapih dan tak kacangan.
Terminator Genisys yang mengubah cerita John Connor menjadi peran antagonis bisa saja menjadi kelemahan. Namun, di satu sisi justru bisa menjadi cara untuk menggaet penonton baru. Tanpa mengikuti seri terdahulu, The Terminator (1984), Terminator 2: Judgment Day (1991), Terminator 3: Rise of the Machines (2003), dan Terminator Salvation (2009), penonton masih bisa menikmati tanpa takut kehilangan inti cerita.
Di Indonesia, Terminator Genisys hadir pada 24 Juni, lebih dulu dibandingkan Hollywood yang akan menayangkannya pada 1 Juli. Selain dibintangi oleh Arnold Schwarzenegger, Jason Clarke, Emilia Clarke, Jai Courtney, film ini juga dibintangi oleh Lee Byung-hun (T-1000), Matt Smith (T-5000), J. K. Simmons (Detective O'Brien) dan lainnya. Terminator Genisys pun bisa menjadi alternatif hiburan Anda di akhir pekan.
(rik)