JAKARTA — Gaia Music Festival (GMF) siap kembali menghidupkan amphitheatre terbuka di dataran tinggi Kota Bandung pada 1–2 Agustus 2025 mendatang.
Mengusung konsep khas "Jazz in the Valley", festival musik ini memasuki tahun keempat penyelenggaraan dengan mengedepankan interaksi tanpa batas antara musisi dan penonton, serta panggung yang intim dan penuh kehangatan.
Tahun ini, GMF tampil lebih ekspresif dan akrab. Musisi kawakan Tohpati, yang akan tampil bersama Trisum, menjanjikan suguhan berbeda.
“Yang jelas pasti akan ada kelucuan-kelucuan dari penampilan kami yang selalu apa adanya dan jujur. Terutama dari Balawan. Namanya juga band kekeluargaan. Kalau salah ya dibilang salah, nggak ada jaim-jaiman,” ungkapnya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (25/6/2025).
Trisum dikenal dengan gaya musik yang memadukan pentatonik Jawa dan fussion jazz. Di GMF 2025, mereka akan kembali membawakan lagu Cublak-Cublak Suweng, termasuk memperkenalkan single terbarunya.
Hal senada juga disampaikan Arini Kumara, personel duo Arumtala yang juga akan tampil di hari pertama.
“Kami terkenal dengan lirik-lirik yang santai tapi jujur, membahas problematika kaum urban. Misalnya lagu Gagal Diet, soal cita-cita kurus tapi hobinya makan terus,” tuturnya sambil tertawa.
Arini mengaku antusias dengan atmosfer outdoor yang sejuk dan ramah keluarga. “Kami suka main sambil saling ngatain dan bersahut-sahutan di atas panggung. Itu biasanya jadi titik serunya,” katanya.
Musisi muda Jordan Susanto, yang akan tampil di hari kedua, juga menyiapkan aksi panggung penuh energi. Setelah merilis album pada 2024, Jordan menyatakan akan membawakan seluruh lagu dalam album tersebut secara live.
“Akan banyak improvisasi. Ini kesempatan bagus apalagi sepanggung dengan musisi-musisi senior dan legendaris. Saya ingin reinterpretasi musik saya, terus eksplor dan eksperimen,” ujarnya.
Jordan tampil bersama full band dan menjanjikan beberapa twist dalam penampilan, termasuk lagu Senopati in the Rain.
Di hari pertama GMF 2025 nanti akan tampil Yura Yunita, Trisum, Arumtala, dan Guernica Quartet, sementara hari kedua diisi oleh Tulus, The Aartsen, Jordan Susanto, dan Song Brothers. Selain itu, akan ada penampilan spesial dari Sokhi di Endless Stage, sebuah panggung welcoming yang terletak di bordes tangga antara lobi hotel dan area amfiteater.
CEO Jazz Gunung Bagas Indyatmono turut mengapresiasi karakter festival ini yang lebih fokus pada kedekatan dan penghargaan terhadap musik.
“Yang datang ke GMF biasanya ingin benar-benar menikmati musik secara seksama. Gimmick akan banyak, tapi semua kejutan akan muncul di hari-H,” ucapnya.
Chairman GMF 2025 Asep Munandar, mengungkapkan hingga 25 Juni, 40 persen tiket sudah terjual.
”Sebagian dalam bentuk bundling dengan kamar,” kata Direktur Keuangan The Gaia Hotel Bandung ini. Karena kapasitas hanya 600 kursi, Asep menyarankan calon penonton untuk segera memesan tiket melalui tix.id sebelum kehabisan.
Tiket GMF 2025 tersedia mulai Rp300 ribu hingga Rp1,6 juta. Disediakan pula paket bundling tiket dan kamar mulai Rp3 jutaan. Menurut Executive Assistant Manager The Gaia Hotel Bandung, Aven Putranto, pengalaman kuliner akan menjadi bagian penting dari festival ini. “Di area food and beverage akan ada aneka kuliner lokal Bandung, Nusantara, Asia, Eropa, Jepang, dan wedang jahe untuk menghangatkan tubuh,” bebernya.
(kha)