Memasuki bulan Maret yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, Abidzar kembali menahan diri. Ia tak ingin terseret dalam urusan yang bisa mengganggu kekhusyukan ibadahnya.
“Di bulan puasa, saya memilih untuk lebih banyak beribadah. Rasanya tidak pantas mengurus hal-hal seperti ini, yang bisa membawa dosa dan mengurangi pahala puasa,” lanjutnya.
Akhirnya, ia memilih bulan April—yang bertepatan dengan ulang tahunnya—sebagai waktu yang tepat untuk mengambil tindakan. Menurutnya, membela kehormatan sang ibu menjadi bentuk cinta dan pengabdian yang bermakna di hari ulang tahunnya.
“April terasa pas karena ini momen ulang tahun saya. Setiap ulang tahun harus punya kesan tersendiri, dan tahun ini paling berkesan karena saya berdiri membela ibu saya,” tegas Abidzar.
(aln)