Karena itu, AVISI menggandeng AMSI, jurnalis, dan penerbit untuk tidak membuat atau menyebarkan berita yang mengandung tautan bajakan atau streaming ilegal.
“Mari bersama-sama membangun ekosistem digital yang sehat dan menghargai hak cipta agar pertumbuhan ekonomi digital dan industri kreatif semakin subur,” kata Gina menambahkan.
Ketua Umum BPI, Gunawan Paggaru menegaskan, industri perfilman Indonesia hanya bisa berkembang jika karya-karya para sineas dihargai dengan benar.
“Pembajakan merugikan para pekerja seni, investor, dan seluruh ekosistem film nasional. Kami mendukung penuh kampanye anti-pembajakan dan kerja sama antara AVISI dan AMSI ini agar industri perfilman Indonesia terus tumbuh dan mendapatkan apresiasi yang layak,” katanya.
Wakil Sekretaris Jenderal AVISI sekaligus Direktur VISION+, Helmi Balfas menekankan, pembajakan tidak hanya merugikan pelaku industri, tetapi juga melemahkan inovasi dan kreativitas.
“Vision+ berkomitmen untuk terus menyediakan konten berkualitas tinggi secara legal dan mendukung langkah-langkah untuk memberantas pembajakan demi kemajuan industri ini," ujarnya.
Pembajakan konten tidak hanya merugikan pelaku industri kreatif, namun juga berimbas pada perekonomian nasional. Praktik ilegal ini menyebabkan hilangnya potensi pendapatan bagi kreator, menghambat inovasi, dan mengurangi peluang kerja di sektor kreatif.