“Menurut aku, mental itu bagian penting dari kesehatan kita. Ketika mental membaik, semuanya akan ikut membaik,” ujarnya.
Mengikhlaskan bukanlah keputusan yang mudah bagi Tsania. Ia harus melalui masa-masa terpuruk, termasuk saat ia berusaha mengeksekusi keputusan hukum untuk membawa anak-anak kembali kepadanya. Namun, upayanya tersebut tak membuahkan hasil.
“Aku perlu mengalami kejatuhan yang sangat dalam untuk bisa bangkit. Titik terendahku adalah saat eksekusi gagal di tahun 2021. Itu membuatku merasa benar-benar jatuh,” kenangnya.
Akhirnya, Tsania menyadari bahwa yang bisa ia lakukan adalah merelakan, karena proses hukum sudah menemui jalan buntu dan anak-anaknya belum juga bersamanya.
“Di titik itu aku merasa ditampar oleh realita. Proses hukumku sudah mentok, dan anak-anak belum ada di sisi aku. Jadi itulah saatnya untuk give up,” lanjutnya.