JAKARTA - Dalam industri perfilman, wajar jika studio - studio besar Hollywood rela menggelontorkan ratusan juta dolar untuk sebuah produksi. Namun, meskipun berbiaya fantastis, tidak semua film berakhir dengan kesuksesan di box office.
Beberapa film beranggaran megah justru kurang diminati di pasaran, baik karena cerita yang kurang menarik, persaingan ketat, atau promosi yang kurang tepat sasaran. Berikut adalah lima film dengan biaya termahal yang sayangnya gagal di pasaran.
Dengan anggaran yang diperkirakan mencapai Rp 4 triliun, film fiksi ilmiah milik Walt Disney ini menjadi film termahal kelima sepanjang sejarah, melebihi Avatar. Meskipun mengeluarkan modal yang besar, John Carter tercatat hanya meraup tidak lebih dari Rp 2,8 triliun, yang belum dipotong oleh anggaran pemasaran, hak kekayaan intelektual, serta biaya distribusi. Hal ini pun membuat Disney harus merugi sebesar Rp 3,2 triliun.
Film ini merupakan adaptasi novel karya Edgar Rice Burroughs, berjudul A Princess of Mars, yang berfokus pada John Carter (Taylor Kitsch), mantan kapten militer yang ingin menyelamatkan planet mars dari ambang kehancuran. Alih alih menyaingi film Marvel dan Star Trek, kepala Walt Disney Studios di masa itu, Rich Ross, justru harus mengundurkan diri akibat kegagalan fil John Carter.
Film garapan Bryan Singer ini mengeluarkan anggaran produksi sebesar Rp 3 triliun, tak sebanding dengan pendapatan yang diterima, sebesar Rp 1,6 triliun di seluruh dunia. Warner Bros yang sebelumnya sukses dengan Snow White and the Huntsman pun harus merugi sebesar Rp 1,4 triliun.
Film bertema petualangan fantasi ini mengikuti kisah Jack (Nicholas Hoult) yang terlibat pertempuran setelah tidak sengaja membuka gerbang antara dunia manusia dan ras raksasa. Saat penayangan, film ini mendapat banyak kritikan dari para kritikus, salah satunya akibat pergantian judul di menit menit akhir.
Meskipun didukung oleh sutradara kondang Brad Bird serta bintang Hollywood George Clooney, film fiksi ilmiah ini dikatakan tidak berhasil menarik perhatian penonton. Pendapatan yang dihasilkan Tomorrowland hanya sekitar Rp 1,4 triliun, angka yang lebih kecil dibanding dengan modal produksi sebesar Rp 2,7 triliun.
Film yang merugi Rp 1,2 triliun ini bercerita tentang Frank, seorang mantan penemu, dan remaja bernama Casey, yang memulai misi berbahaya untuk mengungkap rahasia Tomorrowland, sebuah dimensi yang belum pernah terjamah dalam ruang dan waktu. Kegagalan dalam film ini salah satunya akibat promosi film yang kurang gencar.