JAKARTA - Edwin Bejo tidak menyangka proses meninggal sang ibunda begitu cepat. Dia menyebut, setelah sang ibunda divonis mengidap penyakit kanker, kemudian sakitnya menyebar ke beberapa bagian tubuh.
"Empat bulan yang lalu, sebenarnya itu semua prasangka tapi ketika tau kankernya diambil biopsi, tapi kanker itu ketika diganggu. Dia malah lebih cepat reaksinya, sehingga ibu saya malah sakit di bagian perutnya," kata Edwin Bejo usai mengantarkan ibunya di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Rabu (6/9/2023).
Melihat kondisi ibunya waktu itu sempat terpuruk, ia memutuskan membawa ibunya ke rumah sakit untuk dirawat secara intensif. Sayangnya selama beberapa hari dirawat, kondisi ibunya semakin memburuk, hingga menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa 5 September 2023 petang.
"Harus ada pain killer dan habis itu, kami masukin ke rumah sakit, karena lemas setiap makan itu keluar, 9 hari dirawat," ucap Edwin.
"Di hari keempat udah nggak sadar, masih bisa respon, hari ke lima respon mulai kurang, hari keenam juga sama sekali tidak ada respon, hari ketujuh dan kedelapan udah koma dan hari ke-9 udah nggak ada," lanjut dia.
BACA JUGA:
Kendati kehilangan sosok ibunda, Edwin mengucapkan rasa syukur, lantaran di detik-detik terakhir ibunya menghembuskan nafas terakhirnya. Semua keluarganya pun berkumpul, dan menyaksikan wafatnya sang ibunda.
"Alhamdulillah sampai kami bisa menunggu saat detik-detik kepergian ibu saya di situ. Jadi sebenarnya salah satunya senang, bersyukur sudah enggak menderita lagi. Karena sakitnya ibu saya kena cancer serviks jadi lumayan sakit sebelumnya," tutur Edwin.
(aln)