JAKARTA - Untuk pertama kali, Coldplay akan singgah ke Indonesia dalam lawatan tur dunia ‘Music of the Spheres’ yang akan digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, pada 15 November 2023.
Begitu diumumkan, Coldplay langsung viral di berbagai platform media sosial, pada 9 Mei silam. Penggemar ramai mengungkapkan rasa bahagia dan antusiasme mereka atas kedatangan Chris Martin cs.
"Penantian panjang berakhir sudah," cuit seorang penggemar. Tweet tersebut memang tak berlebihan, mengingat fans Indonesia harus menunggu 27 tahun untuk bisa bertemu Coldplay di Indonesia.
Sebelum akhirnya confirmed, Coldplay sempat beberapa kali dikabarkan akan datang ke Indonesia. Namun tak satupun yang terealisasi. Alasannya, karena Indonesia dianggap tidak memenuhi nilai yang mereka usung.
Coldplay dikenal sebagai band yang kerap menyuarakan isu-isu lingkungan dalam setiap penampilan mereka. Sedangkan saat itu, Indonesia masih bergulat dengan berbagai permasalahan lingkungan, seperti polusi udara, penebangan hutan, hingga pengelolaan sampah.
Namun dengan dipilihnya Indonesia dalam tur ‘Music of the Spheres’, maka bisa dipastikan Indonesia mampu menekan isu lingkungan tersebut. Salah satu yang paling disoroti dunia adalah usaha Indonesia dalam menekan deforestasi (penebangan) hutan.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia berhasil menurunkan angka deforestasi sebesar 75,03 persen sepanjang tahun 2019-2020 menjadi 115.460 Hektare. Bandingkan periode 2018-2019 yang sebesar 452.460 Hektare.
Penurunan angka deforestasi ini, ditopang penerapan berbagai regulasi, termasuk Inpres Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut, Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, dan Pengendalian Kerusakan Gambut.