Share

Andrea Hirata Lestarikan Budaya Orkes Melayu Lewat Brianna dan Bottomwise

Intan Afika Nuur Aziizah, Okezone · Senin 22 Agustus 2022 00:08 WIB
https: img.okezone.com content 2022 08 21 33 2651714 andrea-hirata-lestarikan-budaya-orkes-melayu-lewat-brianna-dan-bottomwise-fljBrA3h6b.jpeg Andrea Hirata (Foto: MPI)

JAKARTA - Andrea Hirata akhirnya kembali merilis novel baru bertajuk Brianna dan Bottomwise usai vakum selama tiga tahun lamanya. Buku yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka itu berkisah tentang petualangan gitar Vintage Sunburst 1960 dari Fresno, California hingga Kampung Ketumbi di Pulau Senyap, Sumatra.

Penulis tetralogi Laskar Pelangi yang kerap disapa sebagai Pak Cik ini bercerita, ada dua alasan ia menulis novel Brianna dan Bottomwise. Pertama, karena ditantang oleh dosennya yang menyebut novel tentang musik lebih sulit dibuat dibandingkan tema lainnya.

Andrea Hirata

Kala itu, Andre merasa tak percaya, karena menurutnya tema psikologi ataupun antropologi jauh lebih sulit ditulis karena tak banyak diketahui publik. Berangkat dari rasa penasaran itulah, Andrea mencoba menulis Brianna dan Bottomwise.

Dan, ternyata benar saja. Kisah dengan tema musik ini benar-benar sulit ditulis, bahkan sukses membuat Andrea nyaris menyerah. Terlebih, novel pertama Brianna dan Bottomwise ditulis dalam bahasa Inggris.

"Ternyata memang sulit sekali menulis dengan teman musik itu, membangun karakter fiksi dari karya yang semua orang tau dan familiar itu ternyata tidak gampang. Ketika ditulis tiba-tiba malah seperti artikel, majalah musik. Sekarang saya ngerti kenapa dosen saya bilang nulis novel bertema musik itu susah," ucap Andrea dalam konferensi pers Peluncuran Buku Brianna dan Bottomwise di kawasan Jakarta Timur.

Follow Berita Okezone di Google News

Selain membuktikan perkataan sang dosen, Andrea juga ingin memperkenalkan kembali orkes Melayu yang hampir punah kepada generasi muda. Oleh karenanya, beragam musik pun turut dibunyikan dalam novel ini, mulai dari irama Melayu Semenanjung, rebana, hadrah, qasidah, hingga hentakan-hentakan staccato funk rock.

"Dalam karya ini ada musical journey dari tokoh Sadman, ada misinya, saya ingin generasi muda Indonesia, terutama orang-orang Melayu main orkes Melayu karena sekarang mulai punah. Orkes Melayu itu tidak semuanya identik dengan dangdut kawan," ujar Andrea.

Menariknya, kisah dalam novel ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadi Andrea Hirata selaku penghobi bunyi-bunyian dan musisi yang disebutnya dengan istilahnya sendiri, pra-amatir. Apapun yang dialami Sadman a.k.a Orkes Man, karakter mencolok dalam novel ini pun pernah dialami Andrea sendiri dan grup musiknya, termasuk dilempari penonton dengan sandal cunghai.

Melalui kisah Brianna dan Bottomwise, Andrea Hirata berharap ceritanya dapat mengedukasi pembaca dan menginspirasi para penulis muda lainnya. Kini, novel Brianna dan Bottomwise sudah resmi diterbitkan sejak bulan Juli 2022.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini