INDUSTRI perfilman menjadi salah satu sub sektor yang paling terdampak oleh pandemi Covid-19. Hal tersebut terjadi lantaran banyaknya mobilitasi yang dibatasi, hingga membuat para sineas kesulitan untuk menggarap sebuah film.
Meski kini masyarakat perlahan sudah mulai terbiasa dengan pandemi, industri perfilman masih saja memiliki sejumlah masalah. Terlebih, bioskop belum bisa dikatakan pulih 100 persen, hingga membuat distribusi film menjadi terhambat.
"Menurut kami yang jadi permasalahan sekarang adalah distribusinya. Produksi banyak tapi banyak yang menahan film," kata Direktur Akses Pembiayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam Kongres Badan Perfilman Indonesia (BPI) 2022, Jumat, (25/3/2022).
Karenanya, pihaknya akan memanfaatkan sejumlah media baru, seperti layanan Over The Top (OTT). OTT sendiri merupakan fasilitas distribusi bagi para sineas Indonesia untuk memperkenalkan karya-karyanya.
"Karena kondisinya masih banyak orang yang enggan ke bioskop, kita akan mencari alternatif lain seperti OTT, tapi dengan film yang kaya akan budaya nasional," sambungnya.
Terlebih dengan adanya BPI, lanjut Hanifah, diharapkan dapat menjadi wadah diskusi terkait dengan media baru sebagai bagian dari distribusi dan eksibisi film.
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News
(van)