Terbebani Jadi Anak Politisi
Kepada sang ibu, Maura sempat mengungkapkan, beratnya menjadi anak seorang politisi. “Ada banyak batasan, karena itu Maura bilang, menjadi anak politisi itu enggak gampang. Karena itu, dia minta saya untuk tidak melarangnya bikin tato. Dia bilang, ‘Tubuh saya adalah kekuasaan saya’,” tutur Nurul Arifin.
Lulusan Sydney University
Kepribadian Maura yang cukup eksentrik membuat dirinya memilih jurusan Social Culture saat menempuh pascasarjana di Sydney University. Dia bahkan dijadwalkan terbang ke Sydney, Australia, untuk mengikuti wisuda pada Maret mendatang.
Sempat Depresi
Nurul Arifin tak menyembunyikan fakta bahwa putrinya merasa tertekan dengan kondisi pandemi COVID-19. Pasalnya, ruang geraknya untuk bertemu dengan sahabat menjadi sangat terbatas.
“Kalau ada teman yang mau datang ke rumah juga diharuskan tes antigen dulu. Mungkin hal-hal seperti ini membebani dia. Ternyata, enggak semua orang bisa kuat menghadapi pandemi ini,” ujar sang aktris.
Selain pandemi, Mayong Suryo Laksono mengungkapkan, putrinya tertekan dengan kondisi di mana dia harus mencari pekerjaan. “Dia sedang melamar pekerjaan kan. Kemarin ada tawaran dari Bali dan dia mempertimbangkannya,” imbuhnya.
Mempersiapkan Sebuah Buku
Sebelum kepergiannya, Maura Magnalia ternyata sedang mempersiapkan sebuah buku. Sayang, penerbitan buku itu terkendala dengan publisher. “Mungkin karena isinya terbilang kontroversial kali ya,” ujar Nurul.
Ingin Jadi Dosen
Hal lain yang dibuka Nurul Arifin tentang sosok putrinya adalah keinginan Maura Magnalia menjadi dosen. “Passion Maura memang ngajar sih ya. Dia itu persis bapaknya.”
Maura Magnalia Madyaratri mengembuskan napas terakhirnya di usia 28 tahun pada 25 Januari 2022. Tim medis menyatakan, dia meninggal dunia akibat henti jantung. Rencananya, mendiang akan dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, pada 26 Januari 2022.*
Baca juga: Sebelum Meninggal, Putri Nurul Arifin Sempat Bahas Kematian dengan Mantan Pacar
(SIS)