"Di situ gue emang lumayan langsung panik, langsung nangis. Ya mungkin ini oknum, mungkin ini cuma orang iseng yang kita enggak tahu. Itu setiap gue masuk ke Polda itu mereka cubit-cubit gue gitu, terus toyor, ngasih kata-kata kasar," ujarnya.
Tak dipungkiri Rachel merasa sangat frustasi mendapat perlakuan kasar seperti itu. Bahkan, dia rela ditusuk atau dibunuh di tempat agar semua permasalahan yang dihadapinya selesai.
"Sampai mikir 'sumpah kalo lo mau bunuh gue saat itu, atau lo mau tusuk gue saat itu, kayak gue ikhlas gitu. Mendingan lo tusuk gue aja deh, gue juga pengen ini semua selesai kok'," kata Rachel.
Kini, Rachel Vennya masih terus berusaha bertahan menghadapi segala hujatan dan sanksi sosial yang diberikan. Dia pun berterima kasih kepada para penggemar yang masih mendukungnya saat ini.
"Gue benar-benar berterima kasih baget yang sebanyak-banyaknya sama orang-orang yang support gue dari dulu, ya gue enggak bakalan ada di sini kalau enggak ada kalian," tutur Rachel.
Sebagai penutup, Rachel kembali meminta maaf kepada publik atas kesalahannya. Dia pun siap menerima sanksi sosial, seperti yang dihadapinya saat ini.
"Gue minta maaf banget sama orang-orang yang kecewa, yang ternyata gue ini bukan seseorang seperti yang kalian pikirin," tandasnya.
Diketahui, Rachel Vennya kedapatan kabur dibantu oknum TNI saat menjalani karantina di Wisma Atlet sepulang dari Amerika Serikat. Pasalnya, Rachel Vennya memangkas waktu karantina yang mulanya 8 hari menjadi 3 hari.
(nit)