Di kesempatan yang sama, Sandiaga juga sekaligus memuji sang sutradara, Eros Djarot yang juga hadir dalam acara tersebut. Pasalnya, pembuatan film yang tayang pada 1988 ini dibuat dengan penuh perjuangan, karena sempat terkendala biaya.
“Waktu dibuat, film ini mengalami kesulitan keuangan. Jadi tadi kita lihat ratusan orang yang terlibat dalam produksi film ini tidak dibayar. Tapi Pak Eros Djarot dengan kepemimpinannya, berhasil meyakinkan semua dan akhirnya film ini rampung,” kata Sandiaga.
“Nasi bungkus katanya sempat tertunda pembayaran, tapi itu bentuk dari perjuangan. Dan Pak Eros berhasil menghadirkan suatu film yang sangat epik,” pujinya lagi.
Di kesempatan yang sama, Sandiaga mengatakan, acara nobar ini juga sekaligus untuk meluncurkan gerakan ‘Kembali ke Bioskop’ demi membangkitkan industri perfilman Indonesia.
“Ratusan, ribuan, mungkin puluhan ribu masyarakat bergantung hidupnya dari industri perfilman. Kita harus hadir dengan kebijakan yang berpihak. Kita ingin bahwa insan perfilman meyakini, kita tidak akan pernah meninggalkan perjuangan untuk industri perfilman kita,” kata Sandiaga.
(aln)