JAKARTA - Hingga detik ini, pembajakan khususnya di dunia seni masih menjadi momok, tak hanya di Indonesia, tapi juga dunia. Melihat makin maraknya pembajakan, Pandji Pragiwaksono mencoba untuk membahas hal ini lewat sebuah vlog di akun YouTube pribadinya.
Baca Juga: Pandji Pragiwaksono hingga Dwi Sasono Bocorkan Adegan Tak Terduga di Film DOA: Mendadak Kaya
Di awal vlognya, Pandji membicarakan awal mula pembajakan. Walau sekarang terjadi di berbagai industri, namun Pandji menyebut jika pembajakan berawal dari penemuan Thomas Alva Edison di dunia film.
"Thomas Alva Edison suatu hari menciptakan alat untuk merekam video. Bersama dengan itu, Edison juga menciptakan alat untuk memainkan hasil video yang direkam," cerita Pandji dikutip Okezone dari vlognya, Minggu (28/7/2019).
"Jadi saat itu, industri film sangat dipengaruhi oleh paten yang dimiliki oleh Alva Edison, sehingga semua orang yang memproduksi film kala itu harus membayar ke Alva Edison. Pada masa itu, semua film harus bayar ke Thomas Alva Edison," sambungnya.
Setelah berlangsung cukup lama, mulai muncul orang-orang perfilman yang merasa kesal pada Edison dan monopolinya. Orang-orang ini lantas membajak teknologi Edison, tanpa membayar pada sang penemu.
"Mereka memindahkan produksinya ke suatu tempat gersang di Amerika dimana patennya Edison tidak berlaku waktu itu. Di situlah mereka bikin film, bayar orang-orang terkenal untuk bermain di filmnya, dan mulai mengubah peta permainannya," jelas Pandji.
"Nama area gersang yang tidak ada siapa-siapa, tak ada kehidupan, dan dijadikan orang-orang ini membajak patennya Edison adalah sebuah daerah yang sekarang dikenal dengan nama Hollywood. Begitulah kisah bagaimana pembajak justru melahirkan salah satu industri yang justru paling sering dibajak di dunia, yakni industri film Hollywood," lanjut Pandji.
Walau kerap kali disebut merugikan, namun Pandji mengatakan bahwa pembajakan juga memiliki dampak positif. Menurut buku yang ia baca, pembajakan juga dapat membawa perubahan ke arah positif.
"Dari banyak yang gue baca, dua buku menyebutkan hal yang sama, bahwa pembajakan adalah cara industri memaksa dirinya untuk melakukan perubahan. Tanpa pembajakan, dunia yang kita tinggali saat ini bisa jadi tidak akan seperti ini," terang Pandji.
"Jika tidak ada pembajakan, tidak akan ada industri film Hollywood. Radio juga hasil dari pembajakan, karena dulu radio adalah media pemerintah. Sampai pada suatu hari ada sekelompok anak muda yang membajak frekuensi udaranya dan memainkan lagu rock n roll. Dan lahirlah radio swasta," tambahnya.
Meskipun menyebut pembajakan memberikan dampak positif, namun tidak berarti Pandji mendukung hal tersebut. Aktor film Partikelir tersebut hanya ingin menekankan bahwa pembajakan bisa mendorong sebuah industri untuk berkembang.
"Pembajakan tidak bisa dihentikan. Pembajakan sudah ada dari dulu, ada di zaman sekarang, dan akan ada terus. Yang benar itu bukan stop pembajakan, tapi mengalahkan pembajakan," kata Pandji menekankan.
Baca Juga: Bersama Pacar Baru, Lucinta Luna Ngaku Kuat 50 Ronde
"Itu berarti tahu bahwa pembajakan itu ada tapi bagaimana caranya agar kita bisa mengalahkan pembajakan. Itu berarti strategi. Dan itu artinya pemasaran," pungkas Pandji.
(LID)