Namun honor fantastis dan karier mentereng di industri film esek-esek, diakui Okazaki, berdampak buruk bagi kehidupan pribadinya. Sang ibu sempat memutuskan komunikasi selama 6 bulan setelah mengetahui profesi putrinya. Sementara calon mertua melakukan berbagai cara untuk memutuskan hubungannya dengan sang kekasih.
Tak hanya itu, profesi tersebut juga kerap menyerang mentalnya. Tak jarang Okazaki menangis setelah syuting selesai. “Sulit bagiku untuk menjelaskannya. Namun profesi ini memberikan banyak emosi yang akan membuatku menangis,” ujarnya.
Lalu bagaimana Emiri Okazaki mengatasi rasa sedihnya tersebut? Perempuan 27 tahun itu mengaku, bersikap profesional adalah satu-satunya jalan. “Dalam kasusku, aku membayangkan bahwa yang ada di situ bukanlah diriku tapi seorang aktris yang memerankan lakonnya dalam sebuah film,” ungkapnya.
Dia menambahkan, “Itu cukup bisa membuatku tidak menangis selama proses syuting berlangsung. Namun ketika syuting selesai dan aku kembali ke rumah, tetap saja aku akan menangis. Tapi setidaknya, aku tak menangis di lokasi syuting.”
Emiri Okazaki mulai bekerja di industri film dewasa pada 2011, saat usianya masih 21 tahun. Alasannya melakoni profesi itu, karena dia menilai peluangnya menjadi artis terkenal sangat tipis.