JAKARTA - Deretan film Jepang paling kontroversial yang tak hanya menyuguhkan setting, aktor, dan OST terbaik, namun juga memiliki tema cerita tak biasa. Terkadang, cerita yang disajikan mendobrak norma dan memperlihatkan hal tabu di masyarakat.
Tak heran jika deretan film Jepang ini menuai kontroversi dan protes masyarakat. Namun di luar kontroversi tersebut, penikmat film cukup menerima sepuluh film Jepang paling kontroversial ini. Simak ulasan Okezone.
1. Audition
Audition merupakan film horor garapan Takashi Miike yang diadaptasi dari novel karya Ryu Murakami dan dirilis pada 1999. Film ini berkisah tentang seorang duda bernama Shigeharu Aoyama (Ryo Ishibashi) yang menggelar audisi untuk mendapatkan pacar impiannya.
Dari audisi itu, Aoyama kemudian berkenalan dengan Asami (Eihi Shiina), yang memiliki masa lalu kelam. Film ini memicu kontroversi karena menampilkan adegan horor yang mengganggu mental, termasuk halusinasi yang tercipta karena pikiran jahat seseorang.
2. Taboo Gohatto
Film Jepang paling kontroversial selanjutnya adalah Taboo Gohatto, proyek arahan sutradara Nagisa Oshima yang dirilis pada 1999. Nominator Palme d’Or ini menuai kontroversi karena menampilkan adegan sesama jenis yang diperankan aktor 16 tahun.
Kisah Taboo Gohatto mengangkat kisah tentang seorang samurai bernama Kano yang memiliki penampilan layaknya perempuan. Film ini akan berfokus pada rasa cemburu dan benci yang dirasakan Kano.
3. Suicide Club
Film Suicide Club garapan sutradara Sion Sono ini dirilis pada 2001. Ia bercerita tentang fenomena bunuh diri massal yang melanda Jepang. Polisi berupaya keras mengungkap alasan di balik perilaku aneh warga tersebut.
Hal kontroversial dari Suicide Club adalah bagaimana penonton dibuat mual dengan menampilkan subjek transgresif dan adegan cuci otak yang di luar nalar. Meski begitu, film ini meraih penghargaan Most Groundbreaking Film dari Jury Prize 2003.
4. Love Exposure
Bergenre drama komedi, film Love Exposure karya sutradara Sion Sono dirilis pada 2008. Dengan durasi 4 jam, film ini menuai kontroversi karena membahas soal kekerasan anak dan fanatisme terhadap sekte keagamaan.
Di Jepang, mengangkat kisah tentang pergerakan sekte keagamaan tertentu cukup menuai perhatian. Di luar kontroversinya, film ini ternyata memenangkan banyak penghargaan, seperti Best Asian Film, Most Innovative Film, dan Special Jury Prize.