JAKARTA – Pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang diduga milik ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sukses membuat heboh dunia maya. Aksi itu, menurut pihak kepolisian, dilakukan oleh anggota Banser di Lapangan Alun-Alun Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin pagi (22/10/2018), sekira pukul 09.30 WIB.
Terkait insiden itu, presenter Arie Untung mengungkapkan keprihatinannya lewat Instagram. Melalui foto berlatar hitam bertuliskan kalimat tauhid, suami presenter Fenita Arie tersebut mengaku, sangat menyayangkan peristiwa tersebut.
Baca juga: Pergoki Putri Sule Pura-Pura Pingsan, Begini Reaksi Lina
“Terlalu sedih membayangkannya. (Sudah) capek-capek mengajak orang rangkulan, selalu ada saja yang memperkeruh (suasana). Mau sampai kapan? Andai besok aku ketemu Rasulullah apa jawabanku kalau ditanya tentang hal ini?” ujar Arie mengawali unggahannya, Selasa (23/10/2018) seperti dikutip Okezone dari akun Instagram pribadinya.
“Stop jadi pembenci, guys. Stop! Kalau merasa cara menganutnya berbeda atau enggak suka cara kami beragama, minimal hormatilah kami. (Karena) kami juga akan menghormati kamu dan caramu berkeyakinan. Ada yang ‘berbeda’ mengolok agama kami, yang ‘terlihat sama’ membakar ikrar kami kepada Tuhan,” kata bapak tiga anak tersebut.
Arie menambahkan, “Kami jadi enggak tahu sebenarnya apa keyakinanmu yang disembunyikan di balik kedokmu? Apakah masih ada kemuliaan ajaranmu minimal sedikit saja di balik hatimu?”
Baca juga: Kerap Sharing Pengalaman Hijrah, Arie Untung Menolak Disebut Ustadz
Lebih lanjut, Arie mulai mempertanyakan esensi pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang terjadi di Jawa Barat tersebut. Ia beranggapan, pembakaran tersebut dilakukan untuk memperkeruh suasana. “Teman-teman yang lain sabar ya sabar. Sesungguhnya Allah Ya Maliiik maha pemilik rencana, satu persatu aib sedang dibuka,” paparnya.
Dalam akhir unggahannya, Arie kemudian mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk saling merangkul dan bersatu. “Pelan-pelan akan menjauhkan mereka ini dari rasa kasih sayang yang sebenarnya lebih ingin bersatu dengan mereka, kembali akur seperti dulu.”
(SIS)