Satu jam setelahnya, “A” mengirim e-mail kedua ke Dispatch yang berbunyi, “Ini tidak akan mengecewakan. Hubungi diriku.” Dispatch lalu berusaha menghubungi “A”, tapi tidak dijawab.
Dalam laporan ini, Dispatch mengatakan bahwa mereka tahu tentang “A” dan ancaman-ancamannya. Tapi, tidak menindaklanjuti kejadian dan situasi ini. Dispatch juga memastikan bahwa mereka tidak ada rencana untuk melaporkan video tersebut.
Selama permasalahan ini, Goo Hara berusaha berhati-hati. Prioritas dia adalah menjelaskan situasi dari permasalahan ini. Dirinya mengetahui bahwa ia melukai wajah “A”. Sementara, “A” menyangkal terkait visum yang dirilis Goo Hara, dan mengatakan bahwa Goo Hara memang terkadang ada pendarahan di vaginanya.
Goo Hara lebih lanjut mengatakan, “Aku tidak ingin bertengkar lagi. Aku memutuskan bahwa aku tidak bisa membuat dia (“A”) jengkel. Dia punya video itu. Aku rasa hal ini lebih baik jika didiskusikan dengan pengacara dan menyelesaikan ini semua.”
“Dia mengancam saya dengan video tersebut. Untuk seorang artis perempuan, apakah ada yang mengerikan dibanding ini semua? Aku mengakui dan mengetahui terkait luka yang aku berikan kepadanya. Aku akan menerima hukuman ku. Tapi, bagaimana dengan luka yang juga ia berikan kepada ku? Dia adalah pemeras,” pungkas Goo Hara.
Pada 27 September lalu, Goo Hara menggugat “A” untuk pemaksaan dan pemerasan, bersama dengan pelanggaran terhadap Undang-Undang tentang Kasus Khusus Mengenai Hukuman, dan lain-lain, dalam Kejahatan Kekerasan Seksual.
(aln)