Sementara itu, mantan presenter Petualangan Panji MNC TV ini bisa menilai kecintaan sang anak kepada hewan saat melihat keduanya berinteraksi dengan cara memegang ataupun menyentuh. Bahkan menurutnya, kedua anaknya dapat menyayangi dan memiliki rasa sayang terhadap hewan, persis seperti dirinya saat masih kecil.
"Dari megangnya pun sudah beda, kalau misalkan dia ada bakat suka kelihatan, jadi enggak keras gitu. Anakku ini aku pantau saat mereka megang ular yang jinak bukan ular agresif, nyentuhnya tuh kayak lebih lembut gitu. Waktu aku tanya, kok pegangnya kayak gitu, mereka jawab, 'Kalau nanti pegangnya terlalu keras nanti ularnya sakit. Jadi kasihan'. Dari situ sudah ada rasa haru yang dia kasih ke si ular itu, rasa sayangnya sudah ada. Cuma ya ketakutan aku dia kan belum tahu itu jenis ular berbisa atau enggak, ya akhirnya mau enggak mau ya aku ngelarang dia dulu atau batesin, karena bahaya," paparnya.
Panji menuturkan bahwa di awal pernikahannya, sang istri sempat bersikap overprotektif dan melarangnya untuk berinteraksi dengan hewan buas. Namun, Panji memberikan pengertian bahwa hidup dan mati seseorang ada di tangan Tuhan Yang Maha Esa.
"Kalau dulu awal nikah protect-nya enggak boleh gini, enggak boleh gitu. Makin kesini aku kasih pemahaman, dari sebelum kenal aku sudah begini. Dan kalaupun harus mati, enggak harus saat aku lagi evakuasi hewan. Saat sama diapun aku bisa saja meninggal, itu sudah takdir. Jadi dia akhirnya ngerti hahha," tuturnya.
"Jadi memang istriku ini sudah kuat mental dalam artian dari awal kita nikah atau pacaran memang dia sering ditinggal. Jadi sudah biasa. Bahkan di kegiatan sekarangpun aku masih ke luar kota, kayak sekarang ke Palu, terus konflik pawang dimakan buaya," tandasnya.
(aln)