Usai melakukan pengecekan di Rumah Sakit MMC, sang istri langsung dirujuk ke Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk menjalani perawatan intensif. Beruntung dua minggu pengobatan, sang istri sudah diperbolehkan pulang dan berlibur ke Puncak.
"Akhirnya kita cek terus dibiopsi, memang hasilnya positif kayaknya. Kelainan di darah. Sampai akhirnya ane bawa, rujuk ke Dharmais. Diobatin Alhamdulillah dua minggu berobat pulang," tuturnya.
"Alhamdulillah pulang, sampai rumah dia pengen jalan-jalan, pengen cari suasana baru deh. Habis dua minggu di rumah, dia ngajakin ke istirahat di luar kota, di Puncak. Oke ane turutin. Alhamdulillah dua hari selesai kita pulang. Sampai rumah besokannya dia merasa perutnya masih sakit," tambahnya.
Merasa keadaan istri tidak membaik usai merasakan sakit perut yang dahsyat, bapak dua anak iniblangsung membawa sang istri ke IGD Rumah Sakit Dharmais untuk diperiksa. Namun lantaran kehilangan kekebalan tubuhnya, akhirnya Alyah menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu 28 Januari 2018 pukul 18.00 WIB.
"Sakit perut terus. Akhirnya ane bawa ke IGD Dharmais lagi. Ternyata begitu dicek sama dokter, disuruh dirawat lagi. Kenapa? Ternyata imun kekebalan tubuhnya rendah banget. Manusia normal 410, dia cuma 2. Itu yang bikin kondisinya sampai akhir hidupnya ya menurun karena kekebalan tubuhnya enggak ada sama sekali," tandasnya.
(aln)