Irfan pun tengah dalam perjalanan menuju Bandung di hari wafatnya ayahnya itu. Namun sayang, jalan dari Jakarta ke Bandung macet sehingga Irfan terlambat satu jam dari wafatnya sang ayahnya pada pukul 03.30 WIB. Tak ayal ia langsung berlari setibanya di rumah sakit, dan melihat ayahnya sudah ditutup selimut, tak bernyawa.
“Dalam beberapa bulan ini kan saya juga bolak-balik Bandung. Tadi malam habis kerja, jam setengah satu, langsung ke Bandung, tapi macet. Di jalan, jam setengah empat, kakak saya yang tertua telefon. Dia cuma nanya Irfan udah sampai mana? Saya jawab masih di tol. Apa gimana keadaannya? Udah cepet aja ke sini, cepet aja ke sini katanya,” tutur Irfan Hakim dikutip dari video tayangan Go Spot, Rabu (22/11/2017).
“Hari ini sebenarnya kita punya rencana untuk bawa aja Apa ke rumah, karena udah seminggu Apa enggak bisa bereaksi. Pas udah sampai rumah sakit jam setengah lima, turun mobil, naik lift, lari, masuk ke ruangan, ngeliat Apa udah ditutup. (Ini) pemandangan yang selama ini ditakuti,” lanjutnya sembari menangis.
Sebagai anak ke-7 dari delapan bersaudara, Irfan Hakim termasuk yang dekat dengan ayahnya. Tetapi, dirinya berusaha tegar meskipun sempat menangis beberapa kali dari melihat kematian ayah hingga memakamkannya di Cibogo Peuntas, Parakan Muncang, Sumedang, Jawa Barat.
(Baca Juga: Rajin Salat, Pesan Terakhir Ayahanda untuk Irfan Hakim)