"Saya memilih menulis dalam bahasa Inggris karena pertama, secara suku kata mereka pendek dan sangat gampang dimasukin ke melodi, kedua kalau lagu-lagu saya di album pertama di-translate dalam bahasa Indonesia cheesy juga sih," tambahnya.
Tanpa menolak perkembangan teknologi dan musik, Teza mengaku penggunaan bahasa asing bukanlah tujuan utama karya yang dibentuknya. Ia pun memanfaatkan perkembangan teknologi siaran musik lewat jaringan internet untuk ikut mempromosikan karyanya.
"Kalau masalah tujuan gua dijual ke luar sih enggak. Tapi secara sekarang musik streaming dan bisa diakses worldwide jadi saya ada keinginan nulis bahasa yang universal," tandasnya.
Di samping itu, Teza Sumendra saat ini sedang mempersiapkan album kedua yang kembali memilih penggarapan lirik penuh bahasa Inggris. Saat ini ia baru menyiapkan separuh lagu dan berencana akan menggandeng sejumlah produser musik dari berbagai jenis musik lagi seperti buah karya sebelumnya.
(aln)