Terjepit dengan situasi tersebut, Taqy berusaha mencari cara untuk melunasi sisa kewajibannya. Ia bahkan menjual mobil mewah Alphard miliknya dan menggalang donasi publik lewat Gerakan 30.000 (G30K).
“Target pengumpulan dana dari G30K itu sekitar Rp6 miliar. Namun hingga kini baru terkumpul kurang lebih Rp492 juta. Saya sampai jual mobil Alphard waktu itu,” ungkapnya menambahkan.
Namun dana hasil donasi tersebut disebut-sebut tidak digunakan untuk melunasi cicilan tanah masjid. Publik pun mulai mempertanyakan ke mana larinya uang hasil penggalangan dana tersebut.
Taqy Malik menegaskan tudingan bahwa dirinya menggelapkan dana donasi umat itu sebagai hal tidak berdasar. “Silahkan buktikan. Kalau tidak bisa membuktikan, saya yang akan mengambil langkah hukum,” ucapnya tegas.*
(SIS)