“Beberapa kali saya dampingi beliau sebelum sakit yang terakhir ini. Bahkan saat-saat sebelumnya juga, saya yang selalu mendampingi,” tuturnya lirih.
Meski tidak memiliki hubungan darah, Inul merasa sudah sepatutnya ia mendampingi dan merawat Titiek Puspa seperti orang tua sendiri.
“Itu kewajiban saya sebagai anak yang ingin mengabdi dan berbakti pada orang tuanya. Eyang sangat layak disebut pahlawan musik,” ucapnya penuh haru.
Bagi Inul, sosok Titiek Puspa sangat langka di industri musik Indonesia. Ia mengagumi bagaimana Eyang Titiek mampu mempertahankan karier gemilangnya bahkan melewati delapan era kepemimpinan Presiden.
“Bayangkan, delapan Presiden sudah beliau lewati dengan segala perjuangannya yang luar biasa. Beliau kharismatik, dan saya rasa seribu tahun pun belum tentu ada yang seperti Eyang,” ujar Inul.