JAKARTA — Prilly Latuconsina turut menanggapi genre film horor religi yang saat ini sedang menjadi perbincangan banyak masyarakat Indonesia. Salah satu yang menjadi sorotan yakni film Kiblat yang baru saja merilis poster dan trailernya.
Ketua MUI Bidang Dakwah Cholil Nafis dan sineas Gina S. Noer turut serta mengomentari masalah tersebut. Menurut keduanya, film ini sebagai kampanye hitam terhadap ajaran agama dan eksploitasi agama.
Akan tetapi, Prilly Latuconsina menyampaikan jika masalah tersebut bukanlah ranahnya. Sebagai aktris dan produser kondang, Prilly mengaku belum tahu lebih jelas hubungan agama dengan horor.
“Saya bukan ahlinya buat komentari religi dan agama, tapi itu menyambungkan hantu sama itu-itu saya enggak ngerti ya. Cuma (tahunya) kalau kesurupan panggil ustad gitu, Saya enggak tahu apa-apa,” kata Prilly Latuconsina dalam acara Konferensi Pers Hari Film Nasional bersama Netflix Indonesia, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024).
“Jadi fenomena yang terjadi sekarang, saya enggak punya kapasitas untuk berkomentar gitu. Karena saya enggak mengerti prosesnya. Saya juga belum menonton filmnya. Saya juga enggak ngerti masalahnya itu di mana,” lanjutnya.
Namun, Prilly menegaskan jika setiap produser memang memiliki kebebasan dalam membuat cerita. Termasuk dalam genre horor.
“Tapi setahu saya, setiap produser punya kebebasan untuk membuat cerita horor dan itu fiktif, enggak terjadi di dunia nyata. Ya seharusnya setiap orang memiliki kebebasan untuk berkreasi saja,” tutur Prilly.