“Oleh sebab kepala penuh dengan pikiran, kaki ini tanpa sadar sudah menylengkat standart saat mulai manasin. Usai manasin, saya lupa balikin lagi tuh standart di posisi menyangga motor. Otomatis kaki saya reflek menggantikan standart motor,” tuturnya.
“Karena kaki saya bukan kaki Ronaldo, maka langsung saja Ndlosooorrr! Sukses ketimpa motor Kebo saya dan patah,” lanjutnya.
Hanung lantas harus kembali ke rumah sakit untuk menjalani perawatan secara insentif. Sesampainya di sana, ia harus rela mengikuti saran dokter yang menyuruhnya untuk melakukan operasi.
“Jangan tanya rasanya seperti apa? Yang jelas, tubuh saya buru-buru diseret lagi ke JIH sambil bawa monitor Shooting. Sesampai di JIH dokter langsung bilang : Operasi ya pak Hanung,” ungkapnya.
“Sambil menanti persiapan operasi, saya tetap men-derict dari jarak jauh menggunakan Live streeming. Hingga semua harus ngalah, shooting harus break, menanti kaki saya nyambung lagi seperti seperti sediakala. Pesan moral : lebih baik patah tulang, daripada patah hati,” sambungnya.
(jjs)