"Kenapa RCTI+ kita gabungkan dengan Vision+ karena kalau traffic-nya itu besar maka upselling-nya akan lebih mudah," jelas Hary Tanoesoedibjo.
Untuk mendapatkan traffic yang tinggi itu, Hary Tanoesoedibjo akan menggratiskan layanan yang diberikan oleh kolaborasi RCTI+ dan Vision+. Namun di saat yang bersamaan mereka juga akan menyiapkan layanan premium yang memang bisa diakses melalui metoda khusus oleh pelanggan.
"Kita akan ciptakan traffic-traffic baru yang free dan tim yang premium OTT (Over the Top) fokus, memastikan, dan menggaransi layanannya bagus. Nanti traffic yang free akan jadi upsale," ujar Hary Tanoesoedibjo.
Di saat yang sama, Hary Tanoesoedibjo juga mengatakan RCTI+ tengah disiapkan untuk masuk ke pasar yang lebih luas lagi yakni Asia.
Hary Tanoesoedibjo mengatakan setiap aplikasi yang mengedepankan layanan berbasis internet, seperti RCTI+, tidak bisa berkembang pesat jika hanya bersifat lokal.
"Namanya streaming atau internet based enggak boleh main di Indonesia saja. Dan juga di Indonesia itu kalau bicara premium enggak bisa besar," ujar Hary Tanoesoedibjo.
Dia melanjutkan saat ini Asia memang jadi wilayah yang sangat potensial untuk layanan aplikasi berbasis internet. Dia menggambarkan saat ini penetrasi aplikasi OTT di Asia masih sangat rendah.
Selain itu wilayah Asia merupakan tempat dimana 60 persen populasi total masyarakat dunia berada. Jadi hal itu merupakan faktor yang bakal menguntungkan aplikasi berbasis internet.
"Selain itu perkembangan ekonomi di Asia juga lagi tinggi," terangnya.
(ltb)