LOS ANGELES - Setelah Walt Disney Studios merilis trailer resmi proyek live-action Aladdin pada 12 Maret 2019, fans semakin penasaran bagaimana Guy Ritchie akan menampilkan kisah animasi klasik ke dunia 3-dimensi.
Salah satu yang paling menjadi sorotan adalah bagaimana dia menghadirkan Agrabah, kota yang menjadi setting utama film Aladdin. Ini menarik, mengingat kota misterius itu digambarkan sebagai kota pelabuhan di mana budaya timur dan barat bertemu.
Baca juga: Lionsgate Pastikan John Wick: Chapter 4 Tayang di 2021
“Di satu sisi, Agrabah adalah lautan. Sementara di balik istana ada gurun pasir. Ia seperti Namibia di mana gurun pasir berujung ke lautan,” ujar Gemma Jackson, Desainer Produksi Aladdin, seperti dikutip dari Entertainment Weekly, pada Rabu (22/5/2019).
Untuk merealisasikan gambaran tersebut, tim produksi awalnya berniat syuting di Maroko. Namun akhirnya, mereka memilih untuk membangun lokasi syuting sungguhan di Surrey, Inggris.
“Guy (Ritchie) tak akan bermain dengan maket. Dia ingin membuat Agrabah senyata mungkin. Pada akhirnya, aku bersyukur kami tak jadi syuting di Maroko. Karena aku lebih bebas berimajinasi,” imbuhnya.
Untuk menghasilkan arsitektur khas Timur Tengah dalam Aladdin, Gemma Jackson bahkan harus terbang ke beberapa negara. Dia singgah ke Marrakesh, Maroko, untuk mendapatkan desain souk (pasar tradisional).