Menurut keterangan wanita berusia 26 tahun tersebut, masalah utama kesulitan untuk bertemu kedua anaknya adalah soal tempat. Baginya, ia butuh tempat netral untuk bisa bertemu.
"Masalahnya cuma di tempat. Karena pihak sana itu keukeuh maunya ketemu di rumah, Bogor. Karena saya merasa itu bukan tempat netral. Akhirnya sepakat ketemu di tempat netral dan akhirnya saya ada kesepakatan," tambah Marwa.
Dalam proses mediasi pertemuan ibu dan anak-anak tersebut diketahui tangis Marwa kembali pecah lantaran menahan rasa rindu.
"Saya udah capek juga nangis. Kalau inget anak aja pasti sedih. Cuman dengar namanya disebut juga udah menyakitkan. Saya sangat rindu sekali. Saya cuma minta ketemu, sisanya saya pasrahkan ke pengadilan," pungkasnya.
Baik Marwa, Atalarik dan KPAI menutup rapat informasi pertemuan mereka dengan Syarif dan Shabira. Sementara itu, proses perceraiannya akan diputuskan pada 15 Agustus 2017.
(aln)