“Ekonomi kreatif kini berada pada fase padat cipta, di mana kekayaan intelektual berbasis budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi menjadi sumber nilai tambah. Generasi muda menjadi motor inovasi yang mampu menghadirkan produk kreatif berkelanjutan dengan pemanfaatan teknologi digital secara optimal,” ujar Deputi Rahayu.
Senada dengan itu, Direktur Penerbitan dan Fotografi Kementerian Ekraf, Iman Santosa, menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor yang terbangun melalui forum internasional ini merupakan langkah nyata memperkuat profesionalisme komik Indonesia.
“Kami optimistis komik Indonesia memiliki kekuatan narasi, karakter, dan estetika visual yang mampu bersaing di pasar internasional,” tegas Direktur Iman.
Kunjungan ini ditutup dengan komitmen bersama untuk memperkuat kolaborasi lintas institusi, mengakselerasi pengembangan talenta, dan memperluas promosi global agar karya kreatif Indonesia semakin hadir dan diakui di panggung dunia.
(kha)