JAKARTA - Adi Adrian, Presiden Direktur Wahana Musik Indonesia (WAMI) memiliki kekhawatiran tentang masa depan lembaga yang dipimpinnya imbas polemik royalti musik.
Dia menilai, apa yang terjadi pada WAMI berpotensi menurunkan kepercayaan publik terhadap Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) tersebut.
"Seakan-akan kerja keras tim lisensi dan tim distribusi tidak ada dan WAMI tidak bisa kerja. Sebenarnya, narasi seperti ini sudah sering kami dengar," katanya di Pancoran, Jakarta Selatan, pada 19 Agustus 2025.
Adi Adrian menilai inti permasalahan yang menyangkut WAMI ialah soal pembagian royalti yang dianggap tak sesuai. Di sisi lain, dia mengaku, pihaknya juga tak bisa sembarang membuka jumlah royalti ke publik.
"Kesannya kan seakan-akan royalti yang ditransfer cuma segitu, padahal ditagihnya besar. Sehingga kesannya, uang tersebut dikorupsi," tutur Adi.
Sebelumnya, Ari Lasso sempat membahas soal nominal royalti senilai Rp497.300 yang diterimanya dari WAMI.
Rupanya, nominal tersebut hanya distribusi susulan dari periode kedua pembagian royalti sang musisi. Sementara nilai akumulatif sejak Januari 2025, mantan vokalis Dewa 19 itu sudah menerima puluhan juta dari WAMI.
"Di postingan terakhir, sepertinya ada angka Rp400 ribu ya. Padahal ada empat kali transfer dengan jumlah puluhan juta,” tutur Adi.*
(SIS)