Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dnanda Usung Musik 70-an, Ingin Tampil Lebih Jujur Lewat Karya

Khafid Mardiyansyah , Jurnalis-Kamis, 07 Agustus 2025 |19:08 WIB
Dnanda Usung Musik 70-an, Ingin Tampil Lebih Jujur Lewat Karya
Dnada usung musik 70-an
A
A
A

JAKARTA - Jebolan Indonesian Idol, Dnanda siap memulai babak baru dalam perjalanan musiknya. 

Kini ia hadir dengan pendekatan yang jauh lebih personal dan autentik. Dalam comeback-nya, Dnanda memilih untuk mengusung nuansa musik era 70–80an sebagai bentuk ekspresi yang lebih jujur terhadap diri sendiri.

“Sekarang waktunya buat benar-benar jujur dalam bermusik,” ungkap Dnanda.

Baginya, momen comeback ini waktu yang tepat untuk jujur dalam bermusik. Sempat mengikuti tren yang sedang ramai beberapa waktu lalu, namun hal itu malah semakin menjauhkan Dnanda dari jati dirinya.

“Karena pada akhirnya, musik itu tempat paling jujur buat aku berekspresi. Aku pernah coba menyesuaikan diri dengan tren, pasar, bahkan ekspektasi orang — tapi ternyata nggak bikin aku bahagia. Malah bikin aku makin jauh dari inti kenapa dulu aku jatuh cinta sama musik,” jelasnya.

Ia menegaskan perubahan warna musik ini bukan karena ingin tampil berbeda semata, melainkan karena ingin menunjukkan siapa dirinya yang sesungguhnya. Selama ini, Dnanda merasa lebih sering bermain aman dan mengikuti arus pasar. Namun kini, ia ingin karyanya menjadi cerminan dari apa yang benar-benar ia cintai.

Iya yakin kejujuran akan membawa kebaikan, termasuk lagu. Baginya karya musik yang dihasilkan dari kejujuran akan menemukan pendengarnya sendiri.

“Aku percaya, saat kita jujur di karya kita, yang nyampe ke hati pendengar juga lebih dalam. Aku nggak mau lagi pura-pura kuat, atau ngikutin arus demi diterima. Kalau bisa diterima karena jujur — itu jauh lebih bermakna,” sambung Dnanda

Keputusan untuk membawakan kembali nuansa musik tahun 70–80an bukan tanpa alasan. Dnanda mengaku tumbuh dengan musik-musik dari era tersebut. Menurutnya, ada sesuatu yang tidak lekang oleh waktu dari musik di era itu—baik dari segi sound maupun lirik. “Musik di era itu punya perasaan, punya soul,” ujarnya.

 

Dnanda juga merasa tertantang untuk memperkenalkan kembali kehangatan musik lawas kepada generasi sekarang. Baginya, ini bukan tentang sekadar nostalgia, tapi lebih kepada membawa nilai kejujuran dan kedalaman ke dalam konteks musik masa kini.

Perubahan arah musik tentu membawa risiko, termasuk kehilangan pendengar lama. Namun Dnanda tak gentar. Ia justru percaya mereka yang benar-benar mencintai karyanya akan tetap bertahan selama ia jujur dalam berkarya.

“Pendengar kita juga berkembang dan makin dewasa. Kadang perubahan bukan berarti meninggalkan, tapi berkembang bareng. Aku harap ini justru ngebuka pintu buat pendengar baru,” jelasnya.

Salah satu lagu Dnanda yang mendapat sambutan hangat adalah Benar Salah Hanyalah Salah. Lagu ini dianggap mewakili perasaan banyak orang karena lahir dari keresahan dan keikhlasan yang tulus. Dnanda merasa bersyukur bisa didengar lewat karya yang jujur, dan hal itu jadi motivasi untuk tetap berada di jalur yang punya makna.

“Ke depannya, entah dengan nuansa 70–80an atau eksplorasi lain, aku pengin tetap konsisten menyampaikan sesuatu yang dekat dengan hati. Bukan sekadar catchy, tapi harus punya rasa,” tegas Dnanda.

Soal musik 70-80an, Dnanda mengidolakan Rod Stewart, Bryan Adams, Eric Carmen, Peter Cetera, dan lainnya.
 

(kha)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita celebrity lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement