Fakta sesungguhnya, inspirasi WR Soepratman dalam menciptakan lagu kebangsaan datang setelah dia membaca artikel sayembara di majalah Timboel pada 1926. Sehingga anggapan kalau Wagedekat dengan kelompok agama Islam adalah salah.
“WR Soepratman justru dekat dengan tokoh nasionalis, semisal Soetomo yang akhirnya meminta WR Soepratman membuat lagu untuk partainya, Mars Parindra,” ungkap Budy Harry.
Lima, notasi lagu Matahari Terbit dalam film WAGE bukan notasi asli yang dibuat WR Soepratman melainkan karya M. Subchi Azal Tsani. Lagu asli dengan lirik tiga stanza dan notasi asli dipublikasikan dalam buku Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan WR Soepratman Penciptanya.
Budy Harry menegaskan, menggunakan notasi palsu dengan lirik satu stanza menunjukkan tim produksi kurang melakukan riset sehingga terkesan tidak menghargai karya asli WR Soepratman.
Dalam lanjutan keterangannya, Budy menilai, pembuat film WAGE tidak berusaha mencari data valid tentang keluarga WR Soepratman sehingga terdapat banyak penyimpangan sejarah.
“Karena itu, kami keluarga besar WR Soepratman dengan suara bulat untuk menghentikan peredaran atau penayangan film WAGE,” katanya.
Namun larangan tersebut akan dicabut, dengan dua syarat. Pertama, tim produksi menyelipkan running teks berbunyi: Film ini bukan film sejarah tapi film fiksi sejarah. Kedua, meminta maaf kepada keluarga besar WR Soepratman.*
(SIS)