Share

Rilis Buku dan Film Pendek, Yayasan Puri Kauhan Ubud Taruh Harapan untuk Wisata Bali

Novie Fauziah, Okezone · Jum'at 17 Februari 2023 21:05 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 17 206 2767025 rilis-buku-dan-film-pendek-yayasan-puri-kauhan-ubud-taruh-harapan-untuk-wisata-bali-MK25lFFbd5.jpg Perilisan Film Pendek Sastra Saraswati Sewana (Foto: Novie Fauziah/MPI)

JAKARTA - Tiga buku dan lima film pendek dirilis oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud pada hari ini, Jumat (17/02/2023), di The Club Djakarta Theater, Jakarta Pusat. Perilisan buku dan film pendek tersebut, diketahui merupakan rangkaian dari acara tahunan yang digelar oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud bertajuk Saraswati Sewana 2022.

Masing-masing karya tersebut, menceritakan tentang tradisi dan kebudayaan di Pulau Dewata. Bahkan, kelima film tersebut merupakan hasil kompetisi Purwa Carita Campuhan yang dihasilkan langsung oleh masyarakat Bali.

"Ini bagian dari rangkaian kegiatan Saraswati Sewana 2022 yaitu acara tahunan yang diadakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud," ujar Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud AAGN Ari Dwipayana dalam launching Buku dan Film Pendek Sastra Saraswati Sewana.

AAGN Ari Dwipayana menyebut bahwa ada tiga buku yang diluncurkannya malam ini. Diantaranya Toya Uriping Bhuwana Usadhaning Sangaskara yang memiliki arti Air Sumber Kehidupan Penyembuh Peradaban, Nyapuh Tirah Campuhan atau Jejak Peradaban Kuno DAS Oos, dan juga Jaladhi Smreti atau Menelusuri Pelabuhan Kuno di Ketewel dalam Ingatan Masyarakat dan Catatan Kolonial.

Sementara itu, kelima film pendek bertajuk Purwa Carita Campuhan itu berjudul Tonya Bindu, Boni Tari Rejang Pala (Buah), I Swarnangkara, Kacang Dari, serta I Tundung. Kelimanya bahkan direncanakan bakal dirilis di bioskop Bali pada awal Maret 2023 mendatang.

Tonya Bindu sendiri merupakan cerita rakyat yang diangkat dari sebuah tukad (sungai) di tengah hiruk pikuk kota Denpasar. Tukad Bindu tersebut memiliki cukup banyak fungsi penting bagi kehidupan di Bali.

Perilisan Buku dan Film Pendek Sastra Saraswati Sewana

Karya kedua berjudul Boni Tari Rejang Pala (Buah), yang merupakan salah satu tarian sakral warisan dari Desa Nongan Karangasem. Bahkan setiap anak remaja disana, diwajibkan untuk menarikan tarian ini, dengan gelungan (hiasan kepala) dari buah buahan.

Selanjutnya ada I Swarnangkara yang terinspirasi dari Buku I Swarnangkara, Si Penjaga Hutan. Film ini berkisah tentang I Swarnangkara, yang merasa ada sesuatu mengikutinya dari balik pepohonan: makhluk berbadan besar dengan rambut panjang dan mata merah. Demi mengakhiri mimpi buruknya. I Swarnangkara rela pergi ke hutan tempat mimpinya berasal.

Follow Berita Okezone di Google News

Kemudian Kacang Dari, yang merupakan cerita rakyat dari Pujungan, Tabanan. Bercerita tentang seorang wanita sebatang kara yang setiap hari bertugas untuk mencari kayu bakar demi memenuhi kehidupannya. Sampai pada akhirnya, ia menemukan kacang yang bersinar.

Terakhir, ada I Tundung, sebuah film tentang seorang yang bertekad untuk menjaga tanah, air dan hutannya yang tinggal di Desa Sangkan Gunung, Tenganan.

Ari yang merupakan Koordinator Staf Khusus Presiden mengatakan bahwa seluruh cerita yang terdapat dalam buku dan film berkisah mengenai sumber daya alam (SDA). Yakni air yang di Bali menjadi sumber kehidupan dan peradaban.

Dalam hal ini, pendekatan yang dilakukannya dan warga Bali adalah dari hulu sampai ke hilir. Filosofi tersebut merupakan gambaran penghormatan masyarakat dalam menjaga air sebagai sumber kehidupan yang mengalir dari gunung sampai ke laut.

"Karena air sangat penting bagi kehidupan masyarakat Bali baik secara Sekala maupun Niskala," ujar Ari.

"Pada saat bersamaan itu bisa jadi potensi desa-desa wisata. Dengan desa-desa wisata yang hidup berbasis heritage dan alam akan menambah destinasi wisata di Bali sehingga tidak hanya di laut atau gunung tapi juga di sepanjang sungai," pungkasnya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini