“PADA akhirnya, banyak musisi dan pekerja seni lintas genre yang ketiban rezeki oleh ikhtiar visioner tanpa henti dari Ahmad Dhani. Musisi yang selalu respect dengan berbagai macam genre lagu. Salut dengan Ahmad Dhani yang menghadirkan musik berkualitas tanpa menghilangkan lokalitas musik asli Indonesia.”
Begitulah komentar akun @muhammadandriawan3832 di YouTube, pada 5 Februari silam, menanggapi penampilan Ratu Dangdut Elvy Sukaesih di konser Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya Dewa 19 di Jakarta International Stadium, Sabtu silam.
Berduet dengan Mulan Jameela, Elvy Sukaesih tampil prima melantunkan Bimbang. Tak tampak penyanyi ini akan berusia 72 tahun Juni mendatang. Olah vokalnya masih oke, aksi panggungnya pun masih yahud. Tak heran kalau Elvy Sukaesih bergelar ratu dangdut.
Aksi Dewa 19 memainkan lagu dangdut barangkali tidak pernah terlintas di benak para Baladewa dan Baladewi. Bahwa Ahmad Dhani dan kawan-kawan memainkan Bohemian Rhapsody –misalnya- semua sudah mahfum. Queen adalah kiblat bermusik sekaligus idola sejak kecil bagi musisi asal Surabaya ini.
Tentu ada alasan tersendiri kenapa Dewa mengundang Elvy di konser bersejarah dan monumental 30 Tahun Berkarya Dewa 19 ini. Ketika mendengarkan alunan Bimbang dalam Konser di JIS kemarin, ada aura dan nuansa berbeda.
Di tangan Ahmad Dhani, lagu tersebut seolah mengembalikan jati diri musik Melayu, sebutan atau istilah asli Dangdut. Lantunan gitar khas Melayu, ketukan gendang, dan tiupan seruling seolah membawa kembali ke era '70-an dan '80-an ketika irama Melayu sempat berjaya.
Dengan sentuhan Ahmad Dhani, Bimbang pun terasa mewah dan mahal, kata sejumlah Baladewa. Duet vokal yang pas antara Elvy Sukaesih dan Mulan Jameela menyempurnakan lantunan lagu Bimbang, khususnya bagi mereka yang sebelumnya familiar dengan lagu ini.
Tentu ada alasan kenapa Ahmad Dhani mengajak Elvy Sukaesih tampil di JIS. Di balik kejeniusannya dalam membuat aransemen dan lirik lagu, dia adalah musisi yang berwawasan internasional dengan jiwa lokal. Ia sangat respek dengan musisi atau grup dalam negeri yang disebut mengilhaminya dalam bermusik.
Melayu atau dangdut salah satu genre yang diliriknya. Tak heran ia dekat dengan figur-figur yang sangat berjasa dalam musik Melayu seperti sang Raja Dangdut Rhoma Irama dan –tentu saja- Elvy Sukaesih, sang Ratu Dangdut. Di atas panggung sebelum membawakan Bimbang, Dhani pun berucap, “Sebuah lagu yang akan mengubah persepsi teman-teman tentang Dangdut. Kali ini Dewa 19 akan Dangdutan."
Elvy Sukaesih adalah salah satu kejutan yang ditampilkan di panggung Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya Dewa 19. Satu lainnya adalah penampilan komedian Andre Taulany. Andre memang dekat dan beberapa kolaborasi dengan Ahmad Dhani dan Ari Lasso.
Namun aksinya melantunkan Mungkinkah yang dipopulerkan grup Stinky pada 1997 tetap saja mengejutkan dan disambut antusias puluhan ribu Baladewa yang hadir. Para bintang tamu yang dihadirkan dalam setiap konser Dewa 19 tentunya istimewa di mata sang Maestro Ahmad Dhani.
Sekitar 32 lagu yang dilantunkan Dewa 19 mampu menghipnotis puluhan ribu Baladewa dan Baladewi. Sejumlah tokoh dan artis tampak hadir di JIS, dari Prabowo Subianto, Budi Karya Sumadi, Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhiyono, dan Bima Arya. Bahkan, RK dan Bima terlihat berjoget di area festival bersama penonton lain.
Mantan Menparekraf Wishnutama pun antusias bernyanyi bersama sang istri. Bahkan secara khusus Ibu Negara, Iriana Joko Widodo meminta lagu Hampa, sebuah album solo dari Ari Lasso. Seolah tak mau kalah dengan para pejabat, para artis yang hadir beraksi saat menonton Pesta Rakyat ini.
Denny Cagur, Zaskia Adya Mecca dan suaminya sutradara Hanung Bramantyo, Reisa Brotoasmoro dan Reza Artamevia adalah sebagian artis yang mengunggah aksi mereka di media sosial. Di luar masalah infrstruktur pendukung dan akses menuju JIS yang harus menjadi catatan promotor dan pemerintah, konser yang sempat tertunda 2 bulan tersebut terbilang sukses.
Terlepas dari apapun, kita berharap Pesta Rakyat ini sebagai momentum kebangkitan industri kreatif khususnya konser-konser musik di Tanah Air serta menjadi tuan rumah bagi para musisi. Mengutip pernyataan Fadli Zon bahwa konser Dewa 19 sebuah peristiwa kebudayaan yang menjadi tonggak dalam sejarah musik Indonesia.
“Luar biasa ini sebuah peristiwa kebudayaan, dihadiri lebih dari 60 ribu penonton yang mengapresiasi musik Indonesia, khususnya Dewa 19,” ujar Fadli Zon lewat kicauan di Twitternya. Semoga.*
Penulis: Ahmad Setyono, Jurnalis MNC Media & Penikmat Musik
(SIS)