JAKARTA - Kasus dugaan penipuan yang dialami Jessica Iskandar, hingga kini belum menemukan titik terang. Bahkan, meski sidang terus berjalan, hingga saat ini terduga pelaku yakni Christopher Stefanus Budianto. masih juga belum menampakkan batang hidungnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Setelah 8 bulan kasus tersebut berjalan dan belum ada titik terang, wanita yang akrab disapa Jedar ini mengaku bingung untuk memperjuangkan haknya. Alhasil, ia memilih untuk membuat surat terbuka melalui akun Instagram Storynya yang ditujukan untuk Presiden.
"YANG TERHORMAT BAPAK PRESIDEN. AKU MAU CURHAT SEDIKIT. MENJADI KORBAN PENIPUAN 10 MILYAR DI INDONESIA BUTUH BANYAK BIAYA DAN PROSES YANG BERAT," tulis Jessica Iskandar dalam surat terbuka yang diunggahnya pada Senin, 9 Januari 2023 kemarin.
"AKU JADI BERTANYA APAKAH HUKUM DI INDONESIA MASIH BISA MENJADI PANGLIMA TERTINGGI SEPERTI KATA BAPAK PRESIDEN?," sambungnya.
Dalam surat tersebut, istri dari Vincent Verhaag ini mengaku bahwa dirinya sudah lelah dan putus asa untuk berjuang mencari keadilan atas tindak penipuan yang dialaminya. Sebab, sudah hampir satu tahun kasus tersebut masih juga belum menemukan kejelasan berarti.
"SEKARANG AKU SUDAH LELAH DAN PUTUS ASA. SUDAH MAU DELAPAN BULAN SEJAK LAPORAN POLISI YANG AKU BUAT. TIDAK ADA PROGRES YANG JELAS," bebernya.
Bintang Dealova ini sontak menanyakan apa yang harus dilakukannya untuk mendapatkan keadilan. Ataukah, ia harus merelakan saja uang Rp 10 miliar miliknya dibawa kabur begitu saja.
"APAKAH AKU HARUS IKHLAS UANGKU LUDES DIBAWA LARI ORANG BEGITU SAJA? BAGAIMANA NASIB ORANG YG TIDAK PUNYA. YANG MEMPERJUANGKAN HAK HUKUMNYA DI INDONESIA?," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, kasus dugaan penipuan yang menimpa Jessica Iskandar telah dilaporkan sejak Juni 2022 lalu. Dari kasus tersebut, ibu dua anak ini mengaku mengalami kerugian hingga Rp9,8 miliar dan kehilangan 11 mobil mewahnya.
Nahasnya, ia justru dilaporkan balik oleh Steven dengan tudingan pencemaran nama baik. Kini, Steven diketahui masih berada di luar negeri dan memilih untuk tak mau menanggapi tudingan penipuan.
(van)