Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Asosiasi Promotor Imbau Polisi Tak Samakan Tragedi Kanjuruhan dan Berdendang Bergoyang

Ravie Wardani , Jurnalis-Kamis, 03 November 2022 |23:01 WIB
Asosiasi Promotor Imbau Polisi Tak Samakan Tragedi Kanjuruhan dan Berdendang Bergoyang
Asosiasi Promotor Musik Indonesia (Foto: MPI)
A
A
A

JAKARTA - Insiden pemberhentian konser Berdendang Bergoyang Festival karena kelebihan kapasitas berujung panjang. Imbas kejadian tersebut, beberapa konser musik terancam batal digelar tahun ini.

Sebut saja Soundrenaline, HITC, hingga Djakarta Warehouse Project (DWP) yang ikut terdampak.

Bahkan, publik hingga pihak berwajib mengkhawatirkan insiden festival itu bisa beresiko seperti tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur.

Berdendang Bergoyang

"Kita minta jangan digeneralisir. Karena, contoh event sukses, dengan puluhan ribu penonton itu banyak sekali. Jangan hanya gara-gara satu kejadian, kemudian semua kena imbasnya," kata Emil Mahyudin, Sekjen Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), dalam jumpa persnya di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2022).

"Misalnya, kejadian di sepakbola disamakan dengan kejadian di konser. Konser itu punya SOP. Orang masuk juga semua dicek dengan sangat baik. Kita juga punya crowded controll," imbuhnya.

Selain itu, Emil juga mengomentari terkait penundaan konser Dewa 19 hingga 4 Februari 2023.

Dia mewajarkan keputusan penyelenggara menjual tiket sebelum mengantongi izin dari pihak kepolisian.

"Promotor itu jual tiket perlu waktu ya. Nah izin keramaian itu misalnya dari 4 bulan yang lalu kita ajukan kan enggak otomatis dikeluarin waktu itu," ungkap Emil.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita celebrity lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement