JAKARTA - Psikolog anak Seto Mulyadi sudah lelah menghadapi masalah banjir di rumahnya di kawasan Tangerang Selatan. Komplek yang ditempatinya sejak tahun 1984 itu ternyata sudah menjadi langganan banjir.
"Udah rutin kok (banjir). Pada tahun 2002, waktu itu 2 meter. Waktu Situ Gintung jebol, itu juga 3 meter di dalam rumah kami," kata pria yang akrab disapa Kak Seto itu saat dihubungi Okezone, Jumat (26/2/2021).
Curah hujan yang belakangan tinggi di kawasan Jabodetabek juga sempat membuat rumahnya banjir lagi, meski tak separah kejadian sebelumnya.
Baca Juga:
Yuk Waspada Gejala Kanker Prostat, Penyakit yang Diderita Kak Seto
Cerita Kak Seto Pernah Hidup Jadi Gelandangan di Jakarta
"Memang tidak separah yang lain ya, di jalanan kami paling sekitar 20 sentimeter. Tapi di tempat lain yang lebih rendah, itu juga udah masuk rumah sampai pinggang," tuturnya.
Seto akhirnya melaporkan hal ini kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Jarot Widyoko. Hal ini dilakukan Seto juga berdasarkan dorongan warga sekitar.
"Karena Pak Jarot kan pernah menjadi Direktur Sungai dan Pantai, jadi mungkin memahami itu apa yang bisa dilakukan supaya nyaman lah," kata Seto.
Setelah menghubungi Jarot, akhirnya datang tiga orang dari kementerian untuk survei lokasi dan memotret kondisi kawasan sekitar kompleks rumah Seto pada 24 Februari lalu.
"Sambil dilihat tempatnya, difoto-foto. nantinya akan dibahas dengan Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia ini.
"Entah antara hari Senin atau Selasa, kita juga akan menemui beliau tentunya menjelaskan karena memang sudah jadi pelanggan banjir," tambahnya.
(aln)