Gandeng Dewan Ulama Thariqah, Opick Buktikan Keaslian rambut Nabi Muhammad
BEKASI - Sehelai rambut Nabi Muhammad yang kini disimpan oleh Opick masih menjadi polemik bagi segelintir masyarakat Indonesia. Pasalnya ada yang meragukan keaslian dari rambut yang dibawa Opick dari Turki.
Menjawab keraguan dari masyarakat, Opick pun tidak serta membela diri. Pria 45 tahun menggandeng Dewan Ulama Thariqah Indonesia (DUTI) sebagai perwakilan Dewan Ulama Thariqah Internasional yang memberikan sertifikasi keaslian rambut Nabi Muhammad.
"Dewan Ulama Thariqah Indonesia menyatakan kebenaran dan keaslian rambut suci Nabi Muhammad yang dipegang Opick. Karena rambut tersebut sebelumnya telah dipegang oleh DUTI selama 2 tahun, sebelum menjadi aset bersama Dewan Ulama Thariqah Indonesia Turki," papar DR. Zubair Ahmad, M.Ag, sekertaris DUTI dalam pertemuannya di rumah Opick, kawasan Pulo Gebang, Jakarta Timur pada Minggu 12 Mei 2019.
Baca Juga: Opick Ceritakan Pengalaman Berpuasa di Turki
Selain meyakinkan keaslian rambut Nabi Muhammad, Zubair menambahkan jika alasan Opick bisa menyimpan amanah tersebut dikarenakan ia telah menjadi anggota DUTI selama dua tahun. Kemudian, Opick menegaskan bahwa ia mampu untuk menjaga amanah rambut Nabi sesuai dengan ketetapan yang telah dibuat.
"Persyaratannya untuk dijaga selama 24 jam, dibacakan Al Quran. Perawatannya dengan menjaga suhu dibawah 25 derajat, terhalang dari banyak sinar dan ada dua lembar kain yang menutupinya. Untuk dibersihkan, pada saat Maulid dicelupkan ke air zamzam. Insya Allah banyak yang membantu jadi bisa amanah," jelas Opick.
Mengenai tudingan miring atas dirinya yang dianggap telah melakukan kebohongan publik, Opick pun tak mau mempermasalahkan. Pelantun Tombo Ati itu membiarkan masyarakat punya penilaiannya tersendiri. Apabila dengan pernyataan dari DUTI pun tak lantas membuat mereka yang ragu kemudian percaya.
"Melakukan kebohongan dengan bawa Nabi Muhammad, aku enggak berani. Tapi ya tidak masalah kalau masih ada yang ragu. Silahkan saja, mudah-mudahan itu jadi berkah untuk kami," pungkas Opick.
(kem)
