"Adegannya cuma ngobrol, sambil menundukan kepala, itu sangat berkesan sekali buat saya," jelasnya lagi.
Berbeda lagi cerita dari Denny Firdaus, pria berperawakan sangar yang memerankan sebagai Kang Murad 'Preman Pensiun'. Dia mengenang almarhum Didi Petet sebagai sosok yang mampu mendorong dirinya menapaki tangga kehidupan ke arah yang lebih baik.
Dia bercerita, saat awal-awal ditawari syuting bermain sinetron Preman Pensiun sempat menolak, lantaran tak percaya jika dirinya yang pernah bergelut dalam dunia preman bisa masuk televisi.
"Dulu waktu awal saya sempat menolak, karena enggak percaya bisa masuk TV. Waktu itu saya memang mengagumi Kang Epy, saya nggak pernah lihat langsung, tapi setelah diajak ke hotel membahas tawaran syuting, di sana bertemu Kang Epy, Kang Dedi (almarhum), senangnya bukan main, bisa ketemu langsung, diberi pencerahan. Dari situ saya mulai terinspirasi dan akhirnya bersedia main di sinetron ini," tutur Denny dengan logat asli Sunda-nya.
Hampir semua pemain yang hadir mengutarakan masa-masa saat bermain sinetron bersama almarhum Didi Petet. Ada kenangan tersendiri yang mereka alami, walaupun pada kesimpulannya seluruh pemain menginginkan agar keluarga dalam sinetron Preman Pensiun terus eksis dan menjaga semangat kekeluargaan yang telah terbina.
"Saya bermain di Preman Pensiun itu secara tak sengaja, waktu itu ketemu Kang Epy di Depok, lalu casting di Bandung, dan ternyata lolos. Setelah bermain dan tayang di televisi, ada kebanggaan yang besar sekali dari bapak saya, ketika itu masih hidup. Bapak kalau kemana-mana selalu membawa foto saya dan bangga menceritakan kepada teman-temannya. Sehingga saya baru merasakan jika sinetron ini memiliki nilai tersendiri bagi keluarga dan orang tua saya," ujar Kang Dikdik.