"Dianastesi, disodok-sodok dikit apalah itu, kelar dalam waktu lima menit. Enggak berasa sakit sama sekali, sakitnya baru sekarang sudah kelar, karena kan anastesinya sudah enggak ada," ungkapnya.
"Saya enggak minum pain killer juga karena enggak sakit-sakit amat, sakitan cabut gigi," sambungnya.
Mengenai alasan mengapa ia melakukan penanganan khusus pada rahangnya, wanita 36 tahun ini mengaku bahwa ia sekeluarga memang hobi menggigit-gigit sesuatu sehingga rahangnya perlahan mulai terbentuk. Meski mengaku bahwa hal tersebut bukanlah merupakan sesuatu yang terlalu bermasalah, tetapi ia juga tidak mau membiarkan ukuran rahangnya semakin berbeda antara yang kanan dan kiri.
"Jadi gara-garanya, aku, mamaku, Shalom, memang suka gigit-gigit gitu, jadi kayaknya rahangnya kebentuk. Kalau didiemin masalahnya itu rahang bentuknya akan makin berbeda. Bukan karena enggak pede ya," tuturnya.
"Kalau enggak diapa-apain sebenarnya enggak apa-apa. Cuma kan aku nya pengin dibenerin setelah 36 tahun," tandasnya.
(aln)