Harapan Maria, Indonesia lebih kenal harpa
Kembali ke Indonesia dinilai Maria sebagai sebuah culture shock. Hidup sekian lama di Eropa sempat membuatnya lupa bahwa masyarakat Indonesia belum banyak paham dan menyambut harpa dengan baik. Ia mengaku sempat kesulitan mencari panggung karena bingung siapa yang akan menonton aksi ciamiknya itu.
”Di Indonesia, mau mengadakan konser klasik aja kayaknya mikir. Sponsornya siapa? Terus undangannya dikasi ke siapa? Kadang dikasi undangan gratis aja enggak ada yang datang. Makanya waktu aku balik ke sini untuk membangun musik klasik itu agak susah,” ucap Maria.
Padahal, ia menilai musisi harpa dunia menyambut kehadiran Indonesia dengan sangat hangat. Pasalnya, belum banyak orang Asia yang berhasil bermain harpa di tingkat internasional. Kalaupun ada, mereka selalu berasal dari Jepang, Hong Kong, atau Singapura.
(SIS)