LOS ANGELES – Christopher Nolan akan kembali menunjukkan kemampuannya sebagai sutradara lewat film perang bersejarah Dunkirk. Dari semua genre film, perang diakui sebagai salah satu yang paling susah untuk digarap.
Kompleksitas cerita terjadinya perang, nilai sejarah yang sangat sensitif, serta beban sosial yang disandang membuat genre perang susah untuk diadaptasi ke layar lebar. Untungnya seiring berjalannya waktu, sudah banyak film tentang perang yang dibuat yang bisa dijadikan sebagai contoh bagi Nolan dalam menggarap Dunkirk.
Dalam rangka menyambut perilisan Dunkirk 21 Juli mendatang, ada baiknya kita berkenalan dulu dengan film-film yang bisa dicontoh oleh Nolan dalam menggarap filmnya. Film-film tersebut adalah:
Saving Private Ryan
Saving Private Ryan akan selalu terhitung sebagai salah satu film perang terbaik yang pernah ada di dunia. Kejelian Steven Spielberg dalam menyoroti hal-hal dan momen kecil yang terjadi, selain fokus pada perang sebagai cerita utama, menjadikan Saving Private Ryan sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa. Salah satu hal yang patut diacungi jempol dari film Tom Hanks ini adalah bagaimana mereka tak lupa bicara tentang aspek kemanusiaan yang dikemas sedemikian rupa hingga terasa realistis. Hal lain yang patut dicontoh oleh Dunkirk dari Saving Private Ryan adalah bagaimana minimnya dialog malah membuat film ini terasa kaya karena penonton dapat masuk dan merasakan emosi di dalam cerita. Semua nilai plus dari Saving Private Ryan diharapkan dicontoh oleh Nolan dalam menggarap Dunkirk.
American Sniper
Bicara tentang American Sniper tak akan lepas dari teknik moder perfilman yang dihadirkan oleh Clint Eastwood. Sang sutradara dengan teliti mengatur struktur, alur, dan tempo cerita sehingga penonton pun terbawa suasana hingga tanpa sadar menangis di penghujung film. Tentu saja butuh waktu lama bagi Eastwood untuk bisa menghasilkan film dengan cerita apik dan visual menarik. Digadang-gadang sebagai calon saingan American Sniper, Nolan diharapkan bisa mendekati atau bahkan menyamai hasil kerja menakjubkan Eastwood lewat Dunkirk.
The Hurt Locker
Yang membuat The Hurt Locker bersinar dibanding film perang lain adalah cara bercerita film yang dibuat seperti film dokumenter. Cara tersebut sukses membuat penonton ikut merasakan nuansa sesak dan cemas yang ada di film. Cara kerja Sersan William James dalam menangani kasus-kasus bom bunuh diri selama Perang Irak yang sering kali menyulitkan timnya menimbulkan rasa empati luar biasa pada penonton.
Hal inilah yang diharapkan akan bisa dihadirkan oleh Nolan di Dunkirk. Dalam sebuah wawancara sendiri, Nolan mengatakan ingin penonton dapat terhubung dan merasakan apa yang ada di dalam filmnya.
The Book Thief
Markus Zusak membuat banyak orang menangis ketika dia meluncurkan buku fenomenalnya, The Book Thief. Tak kalah dari versi bukunya, film The Book Thief arahan Brian Percival juga sama menariknya. Brian membawa eleman baru dalam genre fiksi sejarah lewat film The Book Thief.
The Book Thief menawarkan cerita perang dari sudut pandang yang berbeda. Berlatar belakang Perang Dunia II, The Book Thief bercerita dari dua sudut pandang, yakni seorang gadis muda bernama Liesel dan Kematian yang muncul dalam bentuk narasi suara. Seperti halnya The Book Thief, Dunkirk pun diharapkan bisa menawarkan sesuatu yang baru dari sudut pandang cerita mengingat film ini akan menggunakan tanah, laut, dan udara sebagai setting cerita.
(ade)